SEMARANG-Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi Guru SMA Kota Semarang memasuki hari kelima dengan menampilkan sesi yang paling ditunggu, yakni penampilan guru model di depan kelas. Tiga guru dari sekolah berbeda dipercaya menjadi representasi dalam modul 6 yang berfokus pada implementasi dan refleksi perencanaan pembelajaran. Mereka adalah Ririn Masrikah dari SMA Negeri 4 Semarang, Robert Martin dari SMA Daniel Creative Semarang, dan Muji Utomo dari SMA Al Azhar 14 Semarang. Ketiganya tampil mempraktikkan pembelajaran sesuai rencana yang telah disusun, sekaligus menunjukkan kualitas terbaik dalam mengelola kelas.
Kegiatan guru model dalam modul 6 ini dirancang untuk memberikan contoh nyata bagaimana perencanaan pembelajaran dengan pendekatan Pembelajaran Mendalam dapat diterapkan secara efektif. Selain menyaksikan praktik mengajar, para peserta pelatihan juga diminta mengisi lembar instrumen observasi sebagai bahan evaluasi dan refleksi. Dengan cara ini, peserta tidak hanya melihat praktik, tetapi juga menganalisis kekuatan dan aspek yang perlu ditingkatkan. Diskusi dan refleksi kemudian dilakukan secara interaktif menggunakan platform digital, sehingga proses belajar tidak berhenti pada tataran teori.
“Tujuan dari sesi guru model ini adalah memberikan kesempatan kepada peserta untuk melihat secara langsung bagaimana perencanaan pembelajaran yang mendalam dijalankan di kelas. Dari situ, peserta bisa memahami, mengevaluasi, dan mengadaptasi strategi yang paling sesuai dengan konteks mereka,” jelas salah satu fasilitator pelatihan.
Ketiga guru model yang tampil dianggap mampu menunjukkan performa luar biasa. Mereka berhasil memadukan teori dalam modul dengan praktik nyata, mulai dari merancang kegiatan belajar yang berpusat pada murid, memfasilitasi eksplorasi konsep, hingga mengajak murid melakukan refleksi atas pengalaman belajar mereka. Para peserta pun diajak aktif berdiskusi, menyampaikan tanggapan, serta mengidentifikasi strategi yang bisa diterapkan di sekolah masing-masing.
Salah satu peserta pelatihan, Samhasari Desthi dari SMA Islam Al Azhar 14, menyampaikan kesannya setelah menyaksikan sesi guru model. “Setelah mempelajari modul 6 dan mengamati guru model dalam mengimplementasikan pembelajaran mendalam, saya memperoleh banyak wawasan berharga. Saya melihat secara langsung bagaimana prinsip pembelajaran mendalam diterapkan melalui langkah-langkah yang terencana. Ilmu baru yang saya dapat adalah pentingnya mengintegrasikan asesmen formatif dan sumatif secara seimbang, tidak hanya untuk mengukur capaian, tetapi juga sebagai alat untuk memperbaiki proses pembelajaran,” ungkapnya.
Samhasari menambahkan, kolaborasi yang ditunjukkan di kelas antara murid dengan murid maupun antara guru dan murid menjadi poin penting yang menginspirasi. “Saya juga belajar bagaimana kolaborasi dapat menciptakan suasana kelas yang aman, inklusif, dan mendorong keberanian murid untuk berpikir kritis serta memecahkan masalah nyata,” katanya.
Sesi ini juga mempersiapkan langkah konkret bagi peserta untuk menerapkan strategi pembelajaran mendalam di sekolah masing-masing. Dengan memahami komponen penting dalam instrumen observasi, peserta diharapkan lebih terampil dalam merancang pembelajaran, melakukan asesmen, serta merefleksikan hasilnya secara berkelanjutan. Pelatihan hari kelima ini sekaligus menjadi momentum penting untuk memperdalam praktik yang sudah dipelajari sejak hari pertama, sehingga implementasi di kelas nantinya tidak hanya bersifat teoritis, tetapi benar-benar menjawab kebutuhan murid.
Pelatihan Pembelajaran Mendalam bagi Guru SMA Kota Semarang masih akan berlanjut dengan agenda lanjutan yang berfokus pada inkuiri Kolaboratif. Para peserta berharap pengalaman menyaksikan guru model tampil dapat menjadi inspirasi nyata dalam menerapkan perubahan di ruang kelas masing-masing.
Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMK Negeri 10 Semarang dan Fasilitator Pembelajaran Mendalam BBGTK Provinsi Jawa Tengah
Beri Komentar