Jumat, 12-09-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Bergerak dengan Visi Berubah dengan Aksi Dalam Membangun SMK Negeri 10 Semarang

Diterbitkan : Minggu, 20 Juli 2025

Sejak Januari 2022, saya dipercaya memegang amanah sebagai kepala SMK Negeri 10 Semarang, sebuah sekolah menengah kejuruan yang memiliki sejarah panjang namun juga tantangan besar. Saya datang di saat sekolah ini sedang menghadapi berbagai persoalan krusial—mulai dari kekerasan pelajar, minimnya kepercayaan masyarakat, hingga persoalan infrastruktur yang belum ideal. Namun di balik tantangan tersebut, saya melihat peluang besar untuk menjadikan sekolah ini sebagai simbol transformasi pendidikan kejuruan yang bermutu dan bermartabat.

Sebagai seorang pendidik sekaligus manajer pendidikan, saya percaya bahwa perubahan tidak mungkin terjadi tanpa perencanaan yang matang. Maka sejak awal saya menerapkan pendekatan strategis dalam pembangunan sekolah. Tidak ada keberhasilan yang bersifat kebetulan. Setiap langkah perlu dirancang secara cermat, dilaksanakan dengan komitmen, dan dievaluasi secara berkelanjutan. Dengan latar belakang itu, saya merumuskan sebuah kerangka pembangunan sekolah berbasis empat tahap: Persiapan, Penguatan, Tinggal Landas, dan Perubahan Permanen. Empat tahap ini bukan sekadar slogan, melainkan peta jalan nyata yang saya gunakan dalam menuntun perubahan di SMK Negeri 10 Semarang.

Tahun pertama kepemimpinan saya merupakan fase penting yang saya sebut sebagai tahap Persiapan atau Preparing. Visi yang saya usung di tahun tersebut adalah “Menghebatkan SMK Negeri 10 Semarang dengan Mempersiapkan Pembangunan Sekolah yang Terukur.” Saya mulai dengan menyusun ulang visi, misi, dan tujuan sekolah agar selaras dengan arah perubahan yang ingin dicapai. Langkah ini tidak bisa dilakukan sendiri. Maka saya membentuk tim inti yang terdiri dari para guru, tenaga kependidikan, serta wakil kepala sekolah. Kami bersama-sama melakukan analisis SWOT untuk mengenali kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang dihadapi sekolah.

Dari hasil analisis tersebut, kami menyusun roadmap pembangunan jangka menengah dengan indikator yang terukur. Peta jalan ini meliputi berbagai aspek mulai dari penguatan karakter siswa, pengembangan kurikulum, peningkatan kualitas guru, perbaikan sarana, hingga kemitraan dengan dunia usaha dan dunia industri. Untuk mendukung implementasinya, kami menyusun anggaran berbasis program yang realistis dan terarah. Di akhir tahun pertama, saya menyaksikan sebuah hasil awal yang menggembirakan: seluruh warga sekolah mulai memiliki satu suara dalam mewujudkan visi bersama. Komitmen kolektif ini menjadi fondasi utama untuk melangkah ke tahap selanjutnya.

Memasuki tahun kedua, kami masuk ke fase Penguatan atau Strengthening. Visi tahun ini adalah “Menghebatkan SMK Negeri 10 Semarang dengan Memperkuat Pembangunan Sekolah yang Terukur.” Fokus utama kami adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, terutama guru dan tenaga kependidikan. Kami mengadakan pelatihan intensif, baik secara internal maupun melalui kerja sama dengan institusi eksternal. Guru-guru didorong untuk menjadi fasilitator pembelajaran yang inspiratif dan adaptif terhadap kurikulum merdeka.

Selain itu, saya memperbaiki tata kelola sekolah agar lebih transparan dan akuntabel. Sistem informasi manajemen sekolah diperbarui untuk mempercepat pelayanan dan memudahkan pemantauan. Saya juga mempererat kemitraan strategis dengan orang tua siswa melalui forum komunikasi rutin dan keterlibatan dalam pengambilan keputusan. Dunia industri pun mulai dilibatkan dalam pengembangan program pembelajaran, magang, dan rekrutmen alumni.

Satu hal yang sangat saya tekankan pada tahap ini adalah membangun budaya kolaboratif di lingkungan sekolah. Saya percaya bahwa sekolah yang sehat adalah sekolah yang saling mempercayai. Maka saya menginisiasi berbagai forum diskusi dan kegiatan kebersamaan agar tercipta rasa memiliki yang kuat. Hasilnya mulai terlihat: profesionalisme guru meningkat, karakter siswa membaik, dan sekolah mulai dikenal sebagai komunitas belajar yang aktif.

Tahun ketiga menjadi tonggak penting dengan dimulainya tahap Tinggal Landas atau Take-off. Visi yang saya usung adalah “Menghebatkan SMK Negeri 10 Semarang dengan Tinggal Landas Pembangunan Sekolah yang Terukur.” Strategi utama kami adalah mendorong pencapaian prestasi di berbagai lini. Saya memberikan ruang dan dukungan penuh bagi guru dan siswa untuk mengikuti lomba, seminar, hingga pelatihan tingkat nasional. Kami juga mengembangkan program unggulan berbasis potensi lokal, dan teknologi ramah lingkungan.

Penguatan mutu lulusan menjadi prioritas. Saya menginisiasi kerja sama dengan lembaga sertifikasi profesi agar siswa mendapatkan pengakuan kompetensi yang sah. Kami juga memfasilitasi akses pendidikan lanjutan bagi siswa yang ingin melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Semua ini dilakukan untuk membuktikan bahwa SMK bukanlah pilihan kedua, melainkan jalur utama menuju masa depan yang cerah.

Di saat yang sama, saya membangun kepercayaan masyarakat melalui publikasi positif tentang kegiatan dan capaian sekolah. Kami aktif di media sosial, mengelola website informatif, serta mengundang media massa untuk meliput kegiatan inovatif. Dampaknya luar biasa: pendaftar meningkat signifikan, dan sekolah mulai menjadi rujukan bagi SMK lain dalam hal inovasi dan tata kelola.

Kini, kami memasuki tahap keempat: Perubahan Permanen atau Sustained Change. Visi yang kami bawa adalah “Menghebatkan SMK Negeri 10 Semarang dengan Perubahan Permanen Pembangunan Sekolah yang Terukur.” Fokus kami kini adalah menginternalisasi budaya positif yang telah dibangun agar menjadi identitas sekolah. Kami tidak lagi tergantung pada figur kepala sekolah atau tokoh tertentu. Sistem dan budaya telah kami rancang agar tetap berjalan meski terjadi pergantian kepemimpinan.

Salah satu langkah strategis yang saya ambil adalah menyusun perencanaan suksesi dan penguatan kepemimpinan menengah. Para wakil kepala sekolah, ketua program keahlian, dan guru saya dorong untuk berperan dalam pengelolaan sekolah, mengambil keputusan dan belajar kepemimpinan transformasional. Kami juga membentuk tim digitalisasi sekolah untuk memastikan kesiapan menghadapi tantangan abad ke-21. Teknologi dimanfaatkan tidak hanya untuk administrasi, tetapi juga untuk pembelajaran berbasis proyek dan kolaborasi global.

Kini, SMK Negeri 10 Semarang telah menjelma menjadi organisasi pembelajar yang tangguh dan adaptif. Budaya kerja keras, kolaborasi, dan inovasi telah menjadi nafas setiap insan di sekolah ini. Kami tidak hanya mengejar prestasi sesaat, tetapi membangun fondasi kuat untuk kemajuan jangka panjang.

Melihat kembali perjalanan empat tahun ini, saya merasa haru sekaligus bangga. Tidak mudah menavigasi perubahan di tengah keterbatasan. Namun dengan niat yang tulus, kepemimpinan yang konsisten, dan kolaborasi yang kuat, perubahan itu menjadi nyata. SMK Negeri 10 Semarang kini bukan lagi sekolah yang penuh masalah, tetapi sekolah yang menjadi inspirasi.

Saya memiliki harapan besar untuk masa depan SMK Negeri 10 Semarang. Semoga sekolah ini terus tumbuh sebagai pusat keunggulan vokasi, menjadi pilihan utama bagi lulusan SMP, dan terus melahirkan lulusan yang unggul, berkarakter, serta siap bersaing di dunia global.

Kepada rekan-rekan kepala sekolah dan pemimpin pendidikan lainnya, saya ingin menyampaikan pesan sederhana namun kuat: perubahan tidak datang karena jabatan, melainkan karena keberanian untuk bermimpi, kemampuan untuk merencanakan, dan komitmen untuk menjalankan. Bangunlah sekolah dengan cinta, kelola dengan strategi, dan ubahlah dengan keteladanan. Karena sejatinya, setiap sekolah bisa menjadi hebat jika kita mau berjuang bersama.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMK Negeri 10 Semarang dan Fasilitator Pembelajaran Mendalam BBGTK Provinsi Jawa Tengah.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan