Pada tahun 2008, Nokia berdiri di puncak kejayaannya sebagai pemimpin pasar ponsel global dengan pendapatan mencapai lebih dari $76 miliar. Merek ini dikenal luas sebagai simbol inovasi dan ketangguhan teknologi. Namun, dalam waktu singkat, dominasi Nokia runtuh akibat ketidakmampuan mereka untuk beradaptasi dengan tren teknologi baru seperti iPhone dan Android.
Perubahan drastis ini menjadi pelajaran penting tentang bagaimana sebuah perusahaan besar bisa hancur jika tidak peka terhadap dinamika pasar. Namun, kisah Nokia tidak berakhir di sini. Di tengah keterpurukan, satu orang muncul sebagai penyelamat: Rajiv Suri.
Catatan CEO SMKN 10 Semarang kali ini mengulas sejarah kemunduran Nokia, peran kepemimpinan dalam krisis, serta kebangkitannya melalui transformasi bisnis yang dipimpin oleh Suri. Dan apa saja yang bisa dipelajari dari kepemimpinan Suri bagi kepala sekolah dalam memimpin sekolahnya.
Kejayaan Awal Nokia
Nokia pernah menjadi raja industri ponsel dengan pertumbuhan pesat selama dua dekade. Pada tahun 1996, pendapatan mereka hanya mencapai $7,5 miliar, tetapi angka tersebut melonjak sepuluh kali lipat menjadi $76 miliar pada tahun 2008. Ponsel Nokia dikenal karena kehandalannya, daya tahan baterai yang lama, serta desain yang kokoh. Merek ini mendominasi pasar global, bahkan di negara-negara berkembang. Namun, di balik kejayaan itu, ada ancaman besar yang mulai muncul di cakrawala.
Tahun 2007 menjadi titik balik dalam industri ponsel. Steve Jobs meluncurkan iPhone pertama, yang merevolusi konsep smartphone dengan layar sentuh, antarmuka pengguna responsif, dan ekosistem aplikasi yang kuat. Berbeda dengan ponsel Nokia yang masih menggunakan tombol fisik, iPhone menawarkan pengalaman pengguna yang lebih modern dan intuitif.
Sayangnya, Nokia meremehkan produk baru ini. Para insinyur Nokia menganggap iPhone sebagai produk mahal yang hanya akan menarik segmen pasar tertentu. Mereka yakin bahwa kekuatan Nokia terletak pada ketangguhan dan keandalan produknya, sehingga tidak perlu khawatir dengan tren baru.
Setelah sadar akan ancaman iPhone, Nokia mencoba merespons dengan meluncurkan N97 pada tahun 2009. Ponsel ini dilengkapi kamera 5 megapiksel, keyboard geser, dan sistem operasi Symbian yang sudah dikenal luas. Namun, N97 justru menjadi kegagalan besar. Desainnya canggung, layar sentuhnya tidak responsif, dan sistem operasi Symbian terasa ketinggalan zaman dibandingkan iOS dan Android.
Lebih buruk lagi, toko aplikasi N97 hanya memiliki sekitar 500 aplikasi, jauh tertinggal dibandingkan Apple App Store yang sudah memiliki lebih dari 100.000 aplikasi. Kegagalan ini menjadi alarm bagi Nokia bahwa mereka harus melakukan perubahan besar, tetapi sayangnya, keputusan-keputusan selanjutnya malah memperparah situasi.
Pada tahun 2010, Nokia mengangkat Stephen Elop, mantan eksekutif Microsoft, sebagai CEO baru. Elop dikenal sebagai agen perubahan yang sukses di Microsoft, membawa perusahaan ke era teknologi cloud dan perangkat lunak office. Namun, kepemimpinannya di Nokia justru menjadi awal dari kehancuran total. Dalam pidato pertamanya, Elop menyatakan bahwa Nokia “berdiri di atas platform yang terbakar.” Pernyataan ini, meskipun dimaksudkan untuk memotivasi, justru melemahkan merek Nokia dan menurunkan kepercayaan pemegang saham.
Elop memutuskan untuk menjalin kemitraan eksklusif dengan Microsoft, menggunakan sistem operasi Windows Phone. Produk hasil kemitraan ini, seperti Lumia 800 dan Lumia 710, gagal bersaing di pasar. Antarmuka Windows Phone sulit digunakan, spesifikasi rendah, dan ekosistem aplikasinya lemah. Banyak pengguna merasa frustrasi karena harus belajar ulang cara menggunakan smartphone. Selain itu, batasan teknis seperti prosesor single-core membuat Nokia tertinggal jauh di belakang para pesaingnya yang sudah menggunakan prosesor dual atau quad-core.
Pada tahun 2014, Microsoft akhirnya mengakuisisi divisi perangkat Nokia seharga $7,2 miliar. Namun, langkah ini tidak menyelamatkan Nokia; justru semakin memperburuk situasi. Pangsa pasar Nokia turun drastis dari 33% menjadi kurang dari 3%. Elop sendiri kembali ke Microsoft sebagai presiden grup perangkat mobile, tetapi karier profesionalnya tidak pernah pulih. Kemitraan ini menjadi salah satu keputusan paling kontroversial dalam sejarah bisnis teknologi.
Sang Penyelamat Nokia
Setelah kegagalan besar di bawah kepemimpinan Elop, Nokia menunjuk Rajiv Suri sebagai CEO baru. Suri telah bergabung dengan Nokia sejak tahun 1990 dan memiliki pemahaman mendalam tentang perusahaan ini. Sebelum menjadi CEO, ia berhasil memimpin divisi Nokia Solutions and Networks (NSN), yang awalnya tidak menguntungkan tapi kemudian berkembang menjadi unit bisnis yang stabil dan menguntungkan pada tahun 2014. Penunjukan Suri didasarkan pada kesuksesannya dalam memimpin NSN dan kemampuannya untuk membawa stabilitas finansial serta fokus strategis pada perusahaan.
Salah satu langkah besar yang dilakukan Suri adalah akuisisi Alcatel-Lucent senilai $16,6 miliar pada tahun 2015. Akuisisi ini membawa Bell Labs, laboratorium riset dan pengembangan (R&D) yang sangat bergengsi dan bersejarah di bidang telekomunikasi, ke dalam portofolio Nokia. Bell Labs memiliki lebih dari 29.000 paten, yang memberikan landasan kuat bagi inovasi Nokia. Fokus utama Suri adalah pengembangan teknologi 5G, yang dianggap sebagai masa depan industri telekomunikasi. Pada tahun 2018, Nokia mengumumkan terobosan besar dengan meluncurkan chip ReefShark. Chip ini memiliki bandwidth hingga 84 gigabit per detik, tiga kali lipat dari chip 5G sebelumnya, ukurannya 50% lebih kecil, dan mengurangi konsumsi daya hingga 64%.
Di bawah kepemimpinan Suri, Nokia berhasil membangun posisi kuat di pasar 5G. Pada tahun 2020, perusahaan ini telah mendapatkan lebih dari 100 kesepakatan komersial 5G, dan angka ini meningkat menjadi lebih dari 300 pada tahun 2024. Pendapatan Nokia naik dari di bawah $6 miliar setelah pemisahan dengan Microsoft menjadi lebih dari $20 miliar pada tahun 2022. Meskipun nilai pasarnya hanya sepertiga dari masa kejayaannya ($25 miliar), Nokia berhasil mencapai stabilitas finansial untuk pertama kalinya dalam 17 tahun.
Strategi berisiko Elop berujung pada kegagalan besar, sementara strategi stabilisasi Suri berhasil menyelamatkan Nokia. Karier Elop tidak pernah pulih setelah meninggalkan Nokia, sedangkan Suri dipuji sebagai penyelamat perusahaan. Suri menunjukkan bahwa visi jangka panjang, pendekatan pragmatis, dan penekanan pada stabilitas finansial adalah kunci untuk memimpin perusahaan melalui masa-masa sulit.
Saat ini, Nokia fokus pada teknologi jaringan dan solusi perangkat lunak untuk pasar B2B. Perusahaan ini berhasil bertahan dari kehancuran total dan menunjukkan kemampuan adaptasi di era teknologi yang terus berkembang. Dengan fokus pada tren baru seperti 5G, Nokia membuktikan bahwa perusahaan dapat bangkit dari keterpurukan dengan strategi yang tepat.
Ada banyak pelajaran berharga yang dapat dipetik dari kepemimpinan Rajiv Suri. Pertama, stabilitas finansial adalah fondasi utama untuk membangun kembali kepercayaan pemegang saham dan menjaga kelangsungan perusahaan. Kedua, kemampuan untuk beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan pasar sangat penting. Ketiga, investasi dalam inovasi teknologi melalui R&D adalah kunci untuk tetap kompetitif di masa depan. Keempat, keputusan harus didasarkan pada data dan realitas pasar, bukan asumsi atau emosi. Kelima, membangun kemitraan strategis dapat membantu perusahaan memperluas jangkauan dan memperkuat posisinya di pasar. Terakhir, budaya inovasi dan kolaborasi internal adalah elemen penting untuk membangun loyalitas dan daya saing.
Penerapan Prinsip Kepemimpinan Rajiv Suri dalam Dunia Pendidikan
Kepemimpinan Rajiv Suri di Nokia memberikan pelajaran berharga yang dapat diterapkan dalam berbagai bidang, termasuk dunia pendidikan. Dalam konteks sekolah, prinsip-prinsip kepemimpinan Suri dapat membantu kepala sekolah membangun institusi yang stabil, adaptif, dan inovatif.
Prinsip kepemimpinan Suri dapat diimplementasikan dalam dunia pendidikan dengan fokus pada lima aspek utama: stabilitas dan fondasi kuat, adaptasi terhadap tren pendidikan, investasi dalam pengembangan guru dan siswa, efisiensi dalam pengelolaan biaya, serta budaya inovasi dan kolaborasi.
Fokus pada Stabilitas dan Fondasi Kuat
Stabilitas adalah fondasi utama bagi keberhasilan sebuah organisasi, termasuk sekolah. Dalam kepemimpinannya, Rajiv Suri menunjukkan bahwa stabilitas finansial dan operasional sangat penting untuk memulihkan kepercayaan pemegang saham dan membangun landasan kuat bagi langkah-langkah strategis berikutnya. Prinsip ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan dengan cara:
Pertama : Memastikan Kurikulum yang Sesuai
Kurikulum adalah jantung dari proses pembelajaran. Kepala sekolah harus memastikan bahwa kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan zaman, tetapi tetap sesuai dengan standar nasional. Misalnya, kurikulum harus mencakup materi yang mendukung keterampilan abad ke-21, seperti literasi digital, pemecahan masalah, dan kolaborasi. Selain itu, kurikulum harus fleksibel untuk diadaptasi sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kedua : Menyediakan Fasilitas yang Memadai
Fasilitas sekolah, seperti ruang kelas, laboratorium, perpustakaan, dan area olahraga, harus dipelihara dengan baik agar mendukung proses belajar-mengajar. Kepala sekolah harus memprioritaskan perbaikan fasilitas yang rusak atau tidak memadai, sehingga siswa dan guru dapat menjalankan aktivitas mereka dengan nyaman.
Ketiga : Meningkatkan Kesejahteraan Guru dan Siswa
Kepala sekolah harus memastikan bahwa kesejahteraan guru dan siswa menjadi prioritas. Guru yang sejahtera akan lebih termotivasi untuk mengajar dengan sepenuh hati, sementara siswa yang merasa didukung akan lebih bersemangat untuk belajar.
Dengan membangun stabilitas dan fondasi yang kuat, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi semua pemangku kepentingan, mulai dari guru, siswa, hingga orang tua.
Adaptasi Terhadap Tren Pendidikan
Rajiv Suri menunjukkan bahwa kemampuan untuk mengenali tren pasar dan beradaptasi dengan cepat adalah kunci untuk bertahan dalam industri yang kompetitif. Dalam dunia pendidikan, tren baru seperti integrasi teknologi digital dan metode pembelajaran modern harus diadopsi untuk menjaga relevansi sekolah. Cara untuk menerapkan prinsip ini antara lain :
Pertama : Integrasi Teknologi Digital.
Teknologi digital telah mengubah cara pembelajaran dilakukan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa sekolah memiliki infrastruktur teknologi yang memadai, seperti akses internet yang cepat, perangkat komputer atau tablet, dan platform pembelajaran digital. Misalnya, sekolah dapat menggunakan aplikasi e-learning untuk menyediakan materi pembelajaran secara daring, terutama dalam situasi darurat seperti pandemi.
Kedua : Penerapan Metode Pembelajaran Modern
Metode pembelajaran tradisional seperti ceramah sering kali kurang efektif untuk generasi sekarang. Kepala sekolah harus mendorong guru untuk mencoba metode pembelajaran modern, seperti blended learning (gabungan antara pembelajaran tatap muka dan daring), project-based learning (belajar berbasis proyek), atau collaborative learning (belajar kolaboratif). Metode ini tidak hanya meningkatkan minat siswa, tetapi juga membantu mereka mengembangkan keterampilan praktis.
Ketiga : Menyesuaikan dengan Kebutuhan Industri Masa Depan
Sekolah harus mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia kerja di masa depan. Kepala sekolah dapat memperkenalkan program-program yang relevan dengan kebutuhan industri, seperti coding, artificial intelegent, atau desain grafis. Selain itu, sekolah dapat bekerja sama dengan mitra industri untuk memberikan magang guru atau guru tamu kepada siswa. Dengan beradaptasi terhadap tren pendidikan modern, sekolah dapat memastikan bahwa siswanya siap menghadapi tantangan di era globalisasi.
Investasi dalam Pengembangan Guru dan Siswa
Salah satu keputusan besar Rajiv Suri adalah berinvestasi dalam riset dan pengembangan (R&D) untuk menghasilkan inovasi teknologi. Prinsip ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan melalui investasi dalam pengembangan guru dan siswa:
Pertama : Pelatihan Guru Secara Berkala
Guru adalah ujung tombak dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, kepala sekolah harus memastikan bahwa guru mendapatkan pelatihan berkala untuk meningkatkan kompetensi mereka. Pelatihan dapat mencakup penggunaan teknologi digital, metode pembelajaran modern, atau manajemen kelas. Selain itu, guru juga dapat diikutsertakan dalam seminar atau diklat untuk memperluas wawasan mereka.
Kedua : Pengembangan Keterampilan Abad ke-21 bagi Siswa
Siswa harus dilengkapi dengan keterampilan abad ke-21, seperti pemecahan masalah, kreativitas, kolaborasi, dan literasi digital. Kepala sekolah dapat memperkenalkan program ekstrakurikuler atau proyek-proyek inovatif yang mendukung pengembangan keterampilan ini. Misalnya, sekolah dapat mengadakan lomba inovasi teknologi, klub debat, atau program kewirausahaan.
Ketiga : Menciptakan Lingkungan yang Mendukung Pertumbuhan
Investasi dalam pengembangan guru dan siswa tidak hanya melibatkan pelatihan formal, tetapi juga menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan. Kepala sekolah harus memastikan bahwa guru dan siswa merasa dihargai dan didukung dalam upaya mereka untuk berkembang. Hal ini dapat dicapai melalui penghargaan atas prestasi, dukungan emosional, dan kesempatan untuk berpartisipasi dalam kegiatan sekolah.
Dengan berinvestasi dalam pengembangan guru dan siswa, sekolah dapat memastikan bahwa semua pemangku kepentingan memiliki keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk sukses di masa depan.
Efisiensi dan Pengelolaan Biaya
Rajiv Suri melakukan restrukturisasi besar-besaran untuk mengurangi biaya dan meningkatkan efisiensi operasional Nokia. Prinsip ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk memastikan bahwa anggaran sekolah digunakan secara optimal:
Pertama : Penggunaan Anggaran Secara Efisien
Kepala sekolah harus memastikan bahwa anggaran sekolah digunakan secara efisien. Prioritas harus diberikan pada pengeluaran yang memberikan dampak langsung pada kualitas pendidikan, seperti pembelian buku, perbaikan fasilitas, atau pelatihan guru. Selain itu, pemborosan harus diminimalkan dengan memantau penggunaan anggaran secara ketat.
Kedua : Mencari Sumber Pendanaan Tambahan
Untuk mendukung program-program sekolah, kepala sekolah dapat mencari sumber pendanaan tambahan melalui proposal bantuan program pemerintah. Misalnya, sekolah dapat bekerja sama dengan mitra industri untuk mendapatkan dukungan finansial atau mengajukan proposal hibah untuk proyek-proyek inovatif.
Ketiga : Transparansi dalam Pengelolaan Keuangan
Transparansi dalam pengelolaan keuangan sangat penting untuk membangun kepercayaan di kalangan orang tua dan staf. Kepala sekolah harus memastikan bahwa laporan keuangan tersedia untuk diperiksa oleh semua pemangku kepentingan, sehingga mereka merasa yakin bahwa anggaran digunakan dengan bijak.
Dengan mengelola anggaran secara efisien, sekolah dapat memastikan bahwa semua program dan kegiatan berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas.
Budaya Inovasi dan Kolaborasi
Rajiv Suri mempertahankan DNA inovasi Nokia dengan terus berinvestasi dalam R&D. Prinsip ini dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk menciptakan budaya inovasi dan kolaborasi:
Pertama : Mendorong Inovasi di Kalangan Guru dan Siswa
Kepala sekolah harus menciptakan budaya inovasi di sekolah dengan mendorong guru dan siswa untuk mencoba hal-hal baru. Misalnya, guru dapat diminta untuk mengembangkan metode pembelajaran kreatif, sementara siswa dapat diundang untuk mengikuti lomba ide kreatif atau proyek inovatif.
Kedua : Membangun Kolaborasi Antar Pemangku Kepentingan
Kolaborasi antara guru, siswa, dan orang tua sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang inklusif dan dinamis. Kepala sekolah dapat memfasilitasi kolaborasi ini melalui program mentoring, rapat rutin, atau kegiatan parenting.
Ketiga : Menciptakan Lingkungan yang Dinamis
Budaya inovasi dan kolaborasi hanya dapat tercipta jika lingkungan sekolah mendukungnya. Kepala sekolah harus memastikan bahwa semua pemangku kepentingan merasa didukung dan dihargai, sehingga mereka termotivasi untuk berkontribusi secara aktif.
Dengan menciptakan budaya inovasi dan kolaborasi, sekolah dapat menjadi tempat yang dinamis dan inspiratif bagi semua pemangku kepentingan.
Menutup catatan kali ini, kisah Nokia adalah contoh nyata tentang bagaimana kegagalan adaptasi dapat menyebabkan kehancuran, tetapi juga tentang bagaimana transformasi bisnis yang tepat dapat menyelamatkan perusahaan dari keterpurukan.
Prinsip kepemimpinan Rajiv Suri, seperti fokus pada stabilitas, adaptasi terhadap perubahan, investasi dalam pengembangan, efisiensi dalam pengelolaan biaya, dan budaya inovasi, dapat diterapkan dalam dunia pendidikan untuk membangun sekolah yang berkualitas, berkelanjutan, dan adaptif terhadap perubahan. Dengan menerapkan prinsip-prinsip ini, kepala sekolah dapat memastikan bahwa sekolah tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang di era yang terus berubah.
Sumber foto : Tempo.co
Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMKN 10 Semarang dan Penulis Buku Manajemen Mengelola Sekolah.
Buku yang sudah diterbitkan :
Kepemimpinan yang dinamis menumbuhkan pemimpin baru yang produktif
Beri Komentar