Kamis, 30-10-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Peringatan Hari Santri Nasional 2025 di SMP Negeri 3 Pekuncen Berlangsung Meriah

Diterbitkan : - Kategori : Berita

Banyumas — Suasana penuh khidmat sekaligus meriah menyelimuti lapangan upacara SMP Negeri 3 Pekuncen pada Rabu (22/10/2025) pagi. Seluruh siswa kelas VII, VIII, dan IX bersama para guru serta tenaga kependidikan berkumpul untuk memperingati Hari Santri Nasional Tahun 2025 dengan tema “Mengawal Indonesia Merdeka Menuju Peradaban Dunia.” Kegiatan yang digelar secara sederhana namun sarat makna itu menjadi momentum penting untuk menanamkan nilai religius, disiplin, dan cinta tanah air di kalangan pelajar.

Kegiatan dibuka secara resmi oleh Untung Trisno Waluyo, S.Pd., yang sekaligus bertindak sebagai pembina upacara. Dalam amanatnya, beliau mengingatkan pentingnya mengenang perjuangan para santri dan ulama dalam mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Menurutnya, Hari Santri bukan sekadar perayaan simbolik, melainkan refleksi atas jasa dan semangat juang kaum santri dalam sejarah bangsa.

“Hari Santri ditetapkan pertama kali oleh Presiden Joko Widodo pada 22 Oktober 2015, yang merujuk pada peristiwa bersejarah Resolusi Jihad yang dikumandangkan KH. Hasyim Asy’ari pada 22 Oktober 1945,” jelas Bapak Untung di hadapan seluruh peserta upacara. “Seruan itu menjadi pemantik semangat bagi para santri untuk berjuang mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Dari sanalah lahir semangat jihad kebangsaan yang kita warisi hingga sekarang.”

Dalam kesempatan tersebut, beliau juga berpesan agar para siswa meneladani nilai-nilai luhur para santri terdahulu. “Kita semua bisa menjadi santri dalam arti luas, yaitu pelajar yang berjuang dengan keikhlasan, semangat, dan cinta tanah air. Jadikan semangat santri sebagai bagian dari karakter kalian dalam belajar dan berperilaku sehari-hari,” ujarnya menegaskan.

Upacara yang berlangsung sekitar satu jam itu berjalan tertib dan khidmat. Para siswa tampak mengenakan busana khas santri — para putra dengan baju koko dan sarung, sementara putri mengenakan gamis dan kerudung putih. Pemandangan ini menambah suasana religius sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap tradisi pesantren yang menjadi bagian penting dari sejarah bangsa.

Setelah upacara usai, kegiatan dilanjutkan dengan makan bersama seluruh warga sekolah di halaman SMP Negeri 3 Pekuncen. Suasana keakraban begitu terasa saat guru dan murid duduk berbaur menikmati hidangan sederhana yang telah disiapkan. Kegiatan ini menjadi simbol kebersamaan dan rasa syukur atas nikmat kemerdekaan yang telah diperjuangkan para pahlawan dan santri terdahulu.

Tidak berhenti sampai di situ, suasana kemeriahan semakin terasa ketika berbagai perlombaan bernuansa islami digelar. Terdapat empat jenis lomba yang menjadi daya tarik utama, yakni Lomba Fashion Show Santri, Lomba Pidato Islami, Lomba Kaligrafi, dan Lomba Adzan. Setiap kelas mengirimkan perwakilan terbaiknya untuk unjuk kemampuan dalam suasana yang penuh semangat dan sportifitas. Sorak-sorai penonton dari teman-teman sekelas menambah semarak suasana, menjadikan peringatan Hari Santri kali ini terasa hidup dan bermakna.

Salah satu lomba yang paling menarik perhatian adalah Fashion Show Santri, di mana para peserta tampil percaya diri dengan busana bernuansa islami dan kreativitas tinggi. Sementara itu, peserta Lomba Pidato Islami menampilkan kemampuan berbicara di depan umum dengan tema seputar semangat santri, keikhlasan, dan cinta tanah air. Dari lomba Kaligrafi dan Adzan, terlihat bakat seni dan religiusitas para siswa yang patut diapresiasi.

Menurut Untung Trisno Waluyo, kegiatan semacam ini memiliki peran penting dalam menumbuhkan semangat kebangsaan dan religius di kalangan pelajar. “Kita ingin para siswa tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter kuat dan jiwa nasionalis. Spirit santri adalah semangat untuk belajar, berjuang, dan berbuat baik bagi bangsa,” ungkapnya.

Hal senada disampaikan oleh Ketua Panitia, Agus Muntohar, S.Ag., yang turut hadir mendampingi siswa selama kegiatan berlangsung. Ia menilai, peringatan Hari Santri di SMP Negeri 3 Pekuncen tahun ini tidak hanya menjadi acara seremonial tahunan, melainkan sarana pembentukan karakter. “Melalui kegiatan seperti ini, kita berharap semangat santri dapat tumbuh di hati setiap siswa. Mereka belajar disiplin, kreatif, dan memiliki rasa cinta tanah air yang kuat,” ujarnya.

Antusiasme juga tampak dari para siswa yang mengikuti kegiatan sejak pagi hingga siang hari. Mereka mengaku bangga dapat memperingati Hari Santri dengan cara yang edukatif sekaligus menyenangkan. “Saya senang sekali bisa ikut lomba pidato. Temanya bagus dan membuat saya lebih tahu tentang perjuangan santri,” ungkap Rengganis Argiansyah, siswa kelas VIII yang menjadi salah satu peserta lomba.

Kepala SMP Negeri 3 Pekuncen, yang turut hadir memantau jalannya kegiatan, menyampaikan apresiasinya kepada seluruh guru dan siswa yang telah berpartisipasi dengan penuh semangat. “Hari Santri bukan hanya milik pondok pesantren, tapi milik semua anak bangsa yang menghargai perjuangan ulama dan santri. Kami ingin nilai-nilai itu hidup di lingkungan sekolah,” katanya.

Kegiatan Peringatan Hari Santri Nasional Tahun 2025 di SMP Negeri 3 Pekuncen menjadi bukti nyata bahwa semangat perjuangan dan nilai keislaman dapat terus diwariskan melalui pendidikan. Dengan perpaduan antara kegiatan formal dan kreatif, sekolah berhasil menghadirkan suasana yang penuh makna, menggugah semangat religius sekaligus mempererat kebersamaan seluruh warga sekolah.

Hari itu, di bawah langit cerah Pekuncen, para siswa menutup rangkaian kegiatan dengan senyum bangga. Semangat santri — semangat perjuangan, keikhlasan, dan cinta tanah air — seolah kembali hidup di tengah-tengah mereka, mengingatkan bahwa generasi muda hari ini adalah penerus perjuangan para santri yang telah mengawal kemerdekaan menuju peradaban dunia.

Penulis : Humas SMP Negeri 3 Pekuncen

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan