Semarang – Upaya meningkatkan kompetensi guru Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) terus digencarkan melalui Program Kredensial Mikro Guru SMK (KMG SMK), sebuah inisiatif kolaboratif antara Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Program ini dirancang untuk menjembatani dunia pendidikan vokasi dengan kebutuhan industri yang terus berkembang.
Berbeda dari program pendidikan formal yang memerlukan waktu lama, KMG SMK menghadirkan format pelatihan singkat dan terfokus. Peserta dibekali keterampilan vokasional spesifik yang relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Setelah menyelesaikan pelatihan, para guru mendapatkan pengakuan kompetensi dalam bentuk sertifikat atau digital badge yang dapat menjadi bukti keahlian profesional mereka.
Program ini berorientasi pada kompetensi dan relevansi industri. Terdapat sepuluh bidang keahlian strategis yang menjadi fokus pelatihan, seperti teknologi informasi, pengelasan, otomasi industri, hingga robotika. Tujuan utamanya adalah memperbarui kemampuan teknis guru SMK agar sejalan dengan perkembangan industri modern, meningkatkan mutu pembelajaran vokasi, serta memberikan pengakuan resmi atas keterampilan yang dikuasai.
Salah satu kegiatan pelatihan dalam rangka pelaksanaan Program Kredensial Mikro Guru SMK Tahun 2025 adalah “Pelatihan Pengoperasian Robot Las Industri”, yang diselenggarakan oleh PT Unggul Semesta sebagai lembaga penyelenggara. Pelatihan ini akan berlangsung pada 3–7 November 2025 di Unggul Daihen Welding Technology Center, Jl. Akasia 2 Blok AE 3–5–6, Kawasan Industri Delta Silicon 1, Cikarang, Bekasi, Jawa Barat.
Yunan, salah satu peserta dari SMKN 10 Semarang, menyampaikan antusiasmenya mengikuti program ini. “Saya berharap dapat mengikuti pelatihan dengan baik. Setelah itu, saya akan mengimbaskan pengetahuan dan keterampilan yang saya peroleh kepada rekan-rekan guru teknik pengelasan dan juga kepada siswa di sekolah. Kami ingin memastikan pembelajaran di SMK benar-benar selaras dengan kebutuhan industri,” ujarnya saat ditemui sebelum keberangkatan ke lokasi pelatihan.
Selain itu, ada pula program “Welding Inspector” yang diikuti oleh Septiyo Ariyanto. Pelatihan ini digelar pada 10–22 November 2025 di Inlastek Welding Institute, Jl. Joko Tingkir No.5, Pajang, Laweyan, Surakarta, Jawa Tengah. Septiyo mengungkapkan bahwa pelatihan tersebut menjadi momentum penting untuk memperdalam kompetensi profesionalnya. “Dengan mengikuti pelatihan ini saya berharap dapat meningkatkan kemampuan dalam bidang welding inspection. Diharapkan proses pembelajaran di sekolah semakin relevan dengan kebutuhan dunia kerja, khususnya di sektor konstruksi kapal baja. Saya ingin menularkan ilmu dan budaya kerja berorientasi mutu serta keselamatan kerja kepada peserta didik,” tutur Septiyo dengan penuh semangat.
Sementara itu, dua guru lainnya, Andhen Priyono dan Sonalita Wiguna, juga akan mengikuti pelatihan “Peningkatan Kompetensi Software Engineer Bersama Industri”. Program ini berlangsung pada 27 Oktober hingga 20 November 2025 di Surabaya, bekerja sama dengan PT Industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (PT INTECH). Melalui pelatihan ini, para guru mendapatkan kesempatan berharga untuk belajar langsung dari praktisi industri di bidang rekayasa perangkat lunak.
“Saya berharap melalui pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman dan keterampilan praktis di bidang software engineering sesuai kebutuhan industri. Selain itu, saya juga ingin memperluas jejaring profesional dengan para ahli TI, sehingga ilmu yang kami dapat bisa diterapkan untuk mendukung pembelajaran berbasis proyek di sekolah,” ungkap Andhen.
Kepala SMK Negeri 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, M.Pd., menyampaikan apresiasinya atas semangat para guru yang berhasil lolos dalam program prestisius ini. “Saya sangat bangga dengan dedikasi guru-guru kami. Program Kredensial Mikro ini bukan sekadar pelatihan, tetapi investasi jangka panjang bagi mutu pendidikan vokasi. Saya terus mendorong guru-guru untuk belajar dan beradaptasi dengan perubahan zaman. Semakin kompeten guru, semakin siap pula siswa menghadapi dunia kerja,” kata Ardan.
Program Kredensial Mikro Guru SMK tidak hanya memberikan manfaat individual bagi para guru, tetapi juga berdampak langsung pada peningkatan mutu pendidikan di sekolah. Melalui fleksibilitas pembelajaran, para guru dapat menyesuaikan tempo belajar sesuai kebutuhan dan menerapkan keterampilan baru secara langsung di kelas. Kredensial yang diperoleh juga dapat menjadi bekal untuk pengembangan karier lebih lanjut, bahkan diakui dalam skema Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) sebagai langkah menuju kualifikasi akademik yang lebih tinggi.
Dengan semakin banyaknya guru SMK yang berpartisipasi dalam program ini, diharapkan tercipta ekosistem pembelajaran vokasi yang lebih dinamis, adaptif, dan berdaya saing. Sinergi antara Kemendikbudristek, LPDP, industri, dan lembaga penyelenggara pelatihan menjadi kunci dalam menciptakan pendidikan vokasi yang relevan dengan perkembangan teknologi serta kebutuhan pasar kerja masa depan.
Ardan menutup dengan pesan yang menggugah, “Pendidikan vokasi adalah tentang keterampilan dan karakter. Melalui Kredensial Mikro, kita tidak hanya menyiapkan guru yang ahli, tetapi juga pendidik yang siap menyiapkan generasi produktif dan berdaya saing di era industri digital.”

Beri Komentar