Sabtu, 18-10-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Dari Bengkel Sekolah ke Dunia Industri

Diterbitkan :

Awal setiap perjalanan sering kali sederhana, bahkan kadang berangkat dari kebingungan. Begitu pula dengan kisah Hendra Wibisono, seorang alumni SMK Muhammadiyah 2 Cepu yang kini bekerja di dunia industri dengan penuh keyakinan. Setelah lulus SMP, Hendra sempat diliputi kebingungan tentang ke mana langkahnya akan diarahkan. Ia tidak memiliki gambaran jelas sekolah mana yang tepat untuk melanjutkan pendidikan. Namun, sebuah rekomendasi dari saudara mengubah arah hidupnya. Sang saudara menyarankan agar ia melanjutkan pendidikan ke SMK Muhammadiyah 2 Cepu atau yang akrab disebut SMK MUDA, sebuah sekolah yang memiliki reputasi baik dalam mencetak lulusan siap kerja. Tanpa banyak pertimbangan, ia mengikuti saran tersebut. Keputusan sederhana itu menjadi awal dari perjalanan panjang yang penuh semangat, pengalaman, dan pencapaian.

Di SMK MUDA, Hendra menemukan jalannya. Ia memilih jurusan Teknik Instalasi Tenaga Listrik, sebuah bidang yang awalnya terdengar asing namun justru membuatnya jatuh cinta pada dunia kelistrikan. Di sana, ia berjumpa dengan sosok-sosok guru inspiratif yang mengubah cara pandangnya tentang belajar. Ada Bapak Joko, Bapak Nopra, Bapak Hendri, dan Ibu Prapti yang bukan hanya mengajarkan teori, tetapi juga memberikan teladan kedisiplinan, ketekunan, dan semangat berkarya. Dari mereka, Hendra belajar dasar-dasar kelistrikan hingga pengenalan sistem motor induksi dengan berbagai rangkaian, mulai dari DOL (Direct On Line), Forward-Reverse, hingga Star Delta.

Pelajaran di kelas tidak hanya berupa teori yang kering, melainkan selalu dilengkapi praktik nyata. Laboratorium listrik di SMK MUDA menjadi tempat favorit Hendra dan teman-temannya. Dengan peralatan yang memadai, mereka bisa merasakan langsung bagaimana arus listrik bekerja dalam berbagai rangkaian. Dari ruang praktik itu pula, lahir banyak ide kreatif. Salah satu proyek yang paling berkesan bagi Hendra adalah ketika ia bersama timnya berhasil merakit mesin cuci dari barang-barang bekas. Proyek itu bukan hanya mengajarkan aspek teknis, tetapi juga menumbuhkan kreativitas, kepercayaan diri, bahkan jiwa wirausaha. Dari kegiatan sederhana tersebut, Hendra menyadari bahwa teknologi tidak selalu harus mahal; yang terpenting adalah kreativitas untuk memanfaatkannya.

Selain sibuk dengan pelajaran, Hendra juga aktif dalam organisasi. Ia bergabung dengan Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan, sebuah organisasi kepanduan yang berlandaskan nilai-nilai keislaman. Dari sinilah jiwa kepemimpinan Hendra ditempa. Ia bahkan dipercaya menjadi Ketua Umum Hizbul Wathan di sekolahnya untuk periode 2023–2024. Pengalaman memimpin organisasi memberi banyak pelajaran berharga. Hendra belajar bagaimana mengkoordinasi kegiatan, mengelola perbedaan pendapat, serta mengambil keputusan penting. Semua itu kelak terbukti berguna ketika ia masuk ke dunia kerja, di mana kepemimpinan dan kemampuan komunikasi menjadi keterampilan yang sangat dihargai.

Perjalanan pendidikannya semakin matang ketika ia menjalani Praktik Kerja Lapangan (PKL). Hendra berkesempatan magang di beberapa tempat yang berbeda, dan setiap pengalaman memberikan wawasan baru. Di UP3 PLN Bandengan, ia bekerja sebagai YANBUNG, mengenal lebih dekat bagaimana listrik didistribusikan kepada masyarakat. Pengalaman lain yang tak kalah berkesan adalah ketika ia mendapat kesempatan PKL di Bandara Ngloram, terlibat dalam perakitan panel power hydrant pump yang memiliki fungsi vital dalam sistem keselamatan bandara. Ia juga sempat merasakan pengalaman bekerja di sebuah perusahaan pendingin AC, di mana ia mengenal lebih dalam dunia tata udara yang ternyata memiliki keterkaitan erat dengan kelistrikan. Selain itu, Hendra pernah mengikuti Lomba Kompetensi Siswa (LKS) tingkat Kabupaten Blora dengan bidang PLC (Programmable Logic Controller). Walau lomba selalu identik dengan persaingan, bagi Hendra pengalaman itu lebih dari sekadar adu kemampuan, melainkan peluang untuk menilai sejauh mana kompetensi yang sudah ia miliki.

Lulus dari SMK MUDA, Hendra tidak menunggu lama untuk terjun ke dunia kerja. Bekal ilmu dan pengalaman PKL membawanya ke Surabaya, di mana ia bekerja di bidang pendinginan. Di sana ia merasakan bagaimana ilmu yang ia pelajari di sekolah benar-benar bisa diterapkan. Tidak lama berselang, ia pindah ke Bogor dan bergabung dengan PT Fuji Automasi Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang electrical engineering. Di tempat barunya ini, tanggung jawab yang ia emban jauh lebih besar. Ia terlibat dalam perakitan panel, pemrograman software, hingga instalasi sistem automasi industri. Bagi Hendra, pekerjaan ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan vokasi benar-benar mampu melahirkan lulusan yang siap terjun ke industri.

Ketika menoleh ke belakang, Hendra menyadari bahwa SMK MUDA bukan hanya sekadar sekolah, melainkan tempat yang membentuk karakter dan kompetensinya. Di sana ia belajar disiplin, kerja keras, sekaligus kreativitas. Semua pengalaman itu melekat erat dan menjadi bekal berharga dalam setiap langkah yang ia ambil. Ia berharap agar SMK MUDA terus berkomitmen mencetak lulusan yang siap bersaing di dunia kerja, bahkan mampu menciptakan lapangan kerja baru. Hendra pun menitipkan pesan inspiratif untuk adik-adik kelasnya: “Ambil sisi positif dari setiap perjalanan, karena dari situlah masa depan dibentuk.”

Kisah Hendra adalah bukti bahwa pendidikan vokasi memiliki peran penting dalam menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan global. Dari bengkel sekolah hingga ruang industri, setiap pengalaman berharga bisa menjadi batu loncatan menuju kesuksesan. Tidak ada perjalanan yang terlalu kecil untuk dimulai, dan tidak ada mimpi yang terlalu besar untuk dicapai. Dengan ketekunan dan keberanian untuk mencoba, jalan menuju masa depan akan selalu terbuka.

Akhirnya, kisah ini mengingatkan kita bahwa pendidikan vokasi seperti SMK bukanlah jalan buntu, melainkan pintu gerbang menuju dunia yang luas. Dari ruang praktik sederhana, lahirlah para teknisi, insinyur, bahkan wirausahawan yang berperan penting dalam pembangunan bangsa. Dari cerita Hendra Wibisono, kita belajar bahwa kesuksesan bukan soal di mana kita memulai, melainkan bagaimana kita menjalaninya dengan semangat. Maka, kepada generasi muda, jangan takut bermimpi. Teruslah belajar, berani mencoba, dan jangan pernah takut gagal, karena kegagalan pun adalah bagian dari proses menuju keberhasilan.

Penulis : Joko Mulyono, S.Pd,  Guru SMK Muhammadiyah 2 Cepu