Senin, 29-09-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Inovasi Pembelajaran Praktik Kelistrikan di SMK MUDA Cepu

Diterbitkan :

Di era pendidikan vokasi yang semakin kompetitif, sekolah menengah kejuruan (SMK) dituntut untuk menghasilkan lulusan yang tidak hanya menguasai teori, tetapi juga memiliki keterampilan praktik yang mumpuni. Salah satu jurusan yang menjadi perhatian utama adalah jurusan kelistrikan. Dalam bidang ini, keterampilan praktik tidak dapat ditawar karena berkaitan langsung dengan kebutuhan dunia industri yang mengutamakan keahlian teknis. Namun, praktik di kelas seringkali menghadapi kendala, baik dari sisi fasilitas maupun keterbatasan waktu. Oleh karena itu, diperlukan langkah inovatif yang mampu menjawab tantangan tersebut sekaligus menumbuhkan semangat eksplorasi siswa.

Pembelajaran berbasis praktik menjadi kunci penting bagi SMK untuk memastikan siswanya siap kerja. Di jurusan kelistrikan, praktik merangkai rangkaian listrik, menguji arus, atau menganalisis kerusakan menjadi rutinitas yang membentuk kompetensi nyata. Namun, tidak semua sekolah memiliki kelengkapan komponen praktik yang memadai. Sering kali guru harus mengatur strategi agar siswa tetap mendapatkan pengalaman praktik meski fasilitas terbatas. Situasi ini menuntut adanya pendekatan baru yang lebih kreatif, agar semangat siswa tidak padam meski menghadapi hambatan.

Salah satu tantangan utama yang dihadapi adalah keterbatasan komponen praktik. Komponen listrik yang jumlahnya terbatas membuat siswa harus bergantian saat melaksanakan praktik. Akibatnya, waktu kegiatan belajar mengajar (KBM) yang sudah terbatas menjadi kurang optimal. Banyak praktik yang belum tuntas dikerjakan karena harus menunggu giliran. Kondisi ini tidak hanya menghambat efektivitas pembelajaran, tetapi juga membuat siswa merasa kurang puas dalam mengasah keterampilan mereka.

Di sisi lain, antusiasme siswa justru sangat tinggi. Banyak di antara mereka yang masih ingin melanjutkan praktik meskipun jam pelajaran telah berakhir. Keinginan untuk bereksperimen, mencoba kembali, atau bahkan membuat variasi rangkaian menunjukkan bahwa potensi besar tengah tumbuh di dalam diri mereka. Jika semangat ini tidak difasilitasi, bisa jadi siswa kehilangan motivasi. Namun jika diarahkan dengan baik, antusiasme ini dapat menjadi energi luar biasa yang mendorong pembelajaran mandiri dan berkelanjutan.

Menyadari potensi tersebut, jurusan kelistrikan di SMK MUDA Cepu mengambil langkah solutif dengan menerapkan kebijakan pinjam komponen. Kebijakan ini memungkinkan siswa membawa pulang komponen listrik yang biasanya hanya digunakan di laboratorium. Tujuannya sederhana namun berdampak besar: memberi ruang bagi siswa untuk melanjutkan eksplorasi di luar jam sekolah. Dengan cara ini, praktik tidak berhenti di kelas, tetapi berlanjut di rumah, lingkungan, atau bahkan ruang belajar bersama teman-teman mereka.

Selain itu, sekolah mendorong siswa untuk melakukan persiapan mandiri dengan menyediakan alat tangan pribadi, seperti tang, obeng, serta avometer. Kebijakan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab karena siswa harus menjaga dan menggunakan alat mereka dengan baik. Lebih dari itu, siswa dilatih untuk mandiri dalam belajar, tidak sekadar bergantung pada fasilitas sekolah. Mereka diajak memahami bahwa dunia kerja nantinya menuntut inisiatif dan kemandirian, bukan hanya menunggu arahan.

Hasil dari kebijakan ini cukup menggembirakan. Siswa terbiasa bekerja dalam kelompok kecil di rumah untuk menyelesaikan praktik yang sebelumnya belum tuntas. Mereka mendiskusikan rancangan, mencoba berbagai rangkaian, lalu melakukan pengujian hingga berhasil. Jika menemui kendala, mereka tidak harus menunggu masuk kelas kembali, melainkan bisa langsung berkonsultasi dengan guru melalui video call WhatsApp. Dengan begitu, proses pembelajaran tetap terjaga meski berada di luar sekolah. Guru berperan sebagai fasilitator yang mendampingi dari jarak jauh, sementara siswa mengasah kemampuan problem solving secara mandiri.

Tak berhenti sampai di situ, setiap hasil praktik didokumentasikan dalam bentuk video. Video tersebut kemudian diedit dengan kreativitas siswa sendiri, dilengkapi dengan penjelasan singkat, lalu diunggah ke akun Instagram jurusan. Strategi ini memiliki dua manfaat sekaligus. Pertama, dokumentasi video menjadi bukti nyata bahwa siswa benar-benar melakukan praktik. Kedua, publikasi di media sosial memberi dampak promosi yang kuat, baik bagi citra jurusan maupun sekolah secara keseluruhan. Video yang menampilkan siswa sedang bereksperimen dengan rangkaian listrik menjadi daya tarik tersendiri bagi khalayak, terutama calon siswa baru.

Efek promosi ini terasa nyata ketika murid SMP mulai tertarik untuk bergabung. Beberapa bahkan mencoba ikut dalam praktik sederhana bersama siswa SMK MUDA Cepu. Aktivitas ini sekaligus menjadi strategi promosi efektif dalam Penerimaan Siswa Baru (SPMB). Alih-alih mengandalkan brosur atau presentasi formal, sekolah menampilkan bukti langsung berupa semangat siswa dalam berkarya dan bereksperimen. Calon siswa dan orang tua dapat melihat bahwa SMK MUDA Cepu bukan hanya mengajarkan teori, tetapi memberi ruang bagi kreativitas, eksplorasi, dan inovasi yang nyata.

Apa yang dilakukan SMK MUDA Cepu membuktikan bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk berhenti berkarya. Justru dari keterbatasan itu lahir inovasi sederhana yang berdampak besar. Kebijakan pinjam komponen, persiapan mandiri alat, konsultasi daring, hingga publikasi hasil praktik di media sosial adalah langkah-langkah kecil yang mampu mengubah wajah pembelajaran. Kolaborasi antara guru, siswa, dan kebijakan sekolah menjadi kunci utama keberhasilan. Guru tidak hanya berperan sebagai pengajar, tetapi juga fasilitator dan inspirator. Siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi, tetapi juga pelaku aktif yang bertanggung jawab atas proses belajarnya sendiri.

Di tengah berbagai tantangan pendidikan vokasi, langkah SMK MUDA Cepu menjadi contoh bahwa solusi tidak selalu harus mahal atau rumit. Inovasi lahir dari keberanian untuk mencoba hal baru, dari kesediaan untuk mendengar aspirasi siswa, dan dari komitmen untuk memberi pengalaman belajar terbaik. Melalui pendekatan ini, sekolah bukan hanya menyiapkan lulusan yang kompeten, tetapi juga membentuk generasi muda yang kreatif, mandiri, dan siap menghadapi tantangan dunia kerja.

Pada akhirnya, kisah SMK MUDA Cepu memberi pelajaran berharga bahwa pendidikan sejati bukan hanya tentang transfer ilmu, melainkan tentang bagaimana menyalakan api keinginan untuk belajar. Dengan dukungan kebijakan yang tepat, antusiasme siswa dapat diarahkan menjadi karya nyata. Inovasi sederhana terbukti mampu mengubah keterbatasan menjadi kesempatan, sekaligus menjadi jalan bagi sekolah untuk tumbuh dan dikenal lebih luas.

Penulis : Joko Mulyono, S.Pd,  Guru SMK Muhammadiyah 2 Cepu