Di dunia pendidikan vokasi, reputasi sekolah tidak hanya diukur dari prestasi akademik atau sertifikat kompetensi yang dimiliki siswa. Lebih dari itu, reputasi juga tercermin dari bagaimana alumni berkiprah di dunia kerja dan bagaimana industri menilai kontribusi mereka. Kepercayaan perusahaan terhadap sebuah sekolah adalah modal berharga yang tidak datang secara instan. Ia dibangun dari rangkaian bukti konsistensi, kompetensi, dan karakter lulusan yang telah membuktikan diri di lapangan. Bagi SMK Muhammadiyah 2 Cepu, kepercayaan itu hadir melalui cerita sukses tiga alumni jurusan listrik yang bekerja di sebuah perusahaan bidang kompresor. Ketiga alumni ini bukan hanya menunjukkan keterampilan teknis yang mumpuni, tetapi juga etos kerja, kedisiplinan, dan sikap profesional yang membuat manajemen perusahaan terkesan. “Kepercayaan perusahaan adalah hasil dari karakter, kompetensi, dan konsistensi alumni,” menjadi ungkapan yang tepat untuk menggambarkan situasi ini.
Citra positif yang dibangun oleh para alumni tersebut berbuah kesempatan baru. Pihak perusahaan, yang tengah membutuhkan tambahan tenaga kerja, tidak ragu membuka lowongan untuk dua posisi baru khusus melalui jalur rekomendasi dari SMK Muhammadiyah 2 Cepu. Keputusan ini adalah bentuk pengakuan sekaligus tantangan. Sekolah dipercaya untuk menjadi mitra rekrutmen, yang berarti harus memastikan kandidat yang dikirim tidak hanya memiliki keterampilan teknis, tetapi juga mampu menjaga standar tinggi yang telah ditorehkan pendahulunya. Dalam dunia kerja, satu kesalahan kecil dapat mengikis kepercayaan yang sudah dibangun bertahun-tahun, sehingga tanggung jawab ini menjadi amanah besar bagi sekolah.
Namun, di balik peluang itu, ada persoalan yang harus segera diatasi. Alumni yang mendaftar ternyata sebagian besar sudah lama tidak terjun langsung di bidang kelistrikan. Ada yang bekerja di sektor berbeda, ada pula yang belum bekerja sama sekali setelah lulus. Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran: tanpa penyegaran kompetensi, mereka mungkin tidak mampu memenuhi ekspektasi perusahaan. Selain itu, proses seleksi harus dilakukan dengan adil dan berbasis kompetensi, bukan sekadar berdasarkan kedekatan personal atau faktor non-teknis. Hanya dengan cara inilah kepercayaan perusahaan bisa tetap terjaga, bahkan semakin menguat.
Menghadapi tantangan tersebut, SMK Muhammadiyah 2 Cepu merancang langkah strategis yang terukur. Tahap pertama dimulai dengan publikasi lowongan. Jurusan listrik bergerak cepat menyebarkan informasi melalui media sosial resmi jurusan dan sekolah. Cara ini dipilih untuk menjangkau alumni secara luas dan efisien, mengingat media sosial menjadi salah satu kanal komunikasi paling efektif di era sekarang. Informasi lowongan memuat persyaratan, deskripsi pekerjaan, dan jadwal pendaftaran, sehingga alumni bisa mempersiapkan diri sejak awal.
Tahap berikutnya adalah kolaborasi erat dengan Bursa Kerja Khusus (BKK) sekolah. Sebagai unit yang memiliki data lengkap alumni dan pengalaman mengelola rekrutmen, BKK berperan penting dalam menyaring berkas administrasi. Proses ini memastikan hanya kandidat yang memenuhi syarat administratif yang bisa melanjutkan ke tahap berikutnya. Penyaringan dilakukan secara objektif berdasarkan kriteria yang telah disepakati bersama perusahaan, seperti ijazah, transkrip nilai, dan riwayat pengalaman kerja, jika ada.
Langkah ketiga, yang menjadi inti dari strategi ini, adalah pembekalan kompetensi. Menyadari bahwa sebagian alumni sudah lama tidak bersentuhan dengan pekerjaan kelistrikan, jurusan listrik menggelar pelatihan intensif selama dua pekan. Pelatihan ini mencakup review teori dasar kelistrikan, praktik lapangan, hingga simulasi kerja yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik perusahaan bidang kompresor. Kegiatan ini tidak hanya bertujuan mengasah kembali keterampilan teknis, tetapi juga membangun kembali kepercayaan diri alumni. Materi praktik disusun menyerupai kondisi nyata di lapangan, sehingga peserta terbiasa dengan tantangan yang mungkin dihadapi nanti.
Setelah pembekalan selesai, tibalah saatnya seleksi akhir. Tes teori dan praktik digelar untuk menilai kesiapan para peserta secara objektif. Dalam tes teori, mereka diuji pemahaman konsep dasar dan penerapannya di dunia kerja. Sementara itu, tes praktik menjadi ajang pembuktian kemampuan teknis, mulai dari membaca gambar kerja, merakit rangkaian listrik, hingga mengidentifikasi dan memperbaiki kerusakan. Hanya dua alumni terbaik yang terpilih untuk direkomendasikan kepada perusahaan. “Persiapan yang matang adalah kunci untuk menjaga kepercayaan dan membuka peluang baru,” menjadi prinsip yang dipegang teguh sepanjang proses ini.
Hasilnya sangat menggembirakan. Dua alumni yang terpilih dikirim sebagai calon karyawan baru ke perusahaan dengan penuh keyakinan bahwa mereka akan mampu melanjutkan jejak positif pendahulunya. Proses rekrutmen yang berjalan profesional dan transparan membuat perusahaan semakin yakin dengan kualitas kerja sama ini. Bahkan, pihak perusahaan memberikan apresiasi kepada sekolah atas keseriusan dan sistematisnya proses yang dijalankan. Hal ini semakin memperkuat hubungan antara SMK Muhammadiyah 2 Cepu dan dunia industri, membuka peluang kolaborasi di masa mendatang.
Dampak positifnya tidak hanya dirasakan oleh perusahaan dan sekolah, tetapi juga oleh alumni itu sendiri. Mereka merasa diperhatikan dan didukung, meskipun sudah lama meninggalkan bangku sekolah. Rasa memiliki terhadap almamater semakin kuat, karena sekolah terbukti tidak hanya mempersiapkan siswa untuk bekerja, tetapi juga tetap hadir sebagai mitra ketika peluang kerja datang di kemudian hari. Ikatan emosional seperti ini menjadi modal sosial yang tak ternilai, yang pada akhirnya memperkuat jaringan alumni dan meningkatkan reputasi sekolah.
Keberhasilan ini mengajarkan satu hal penting: kepercayaan industri adalah aset yang harus dijaga dengan sistem, kualitas, dan konsistensi. SMK Muhammadiyah 2 Cepu menunjukkan bahwa pendampingan alumni bukan sekadar formalitas, melainkan bagian dari komitmen terhadap pendidikan vokasi yang berkelanjutan. Setiap langkah yang diambil, mulai dari publikasi lowongan, penyaringan berkas, pembekalan kompetensi, hingga seleksi akhir, dilakukan dengan kesungguhan dan akuntabilitas tinggi. “Sekolah bukan hanya tempat belajar, tapi juga tempat kembali saat masa depan mulai terbuka,” menjadi penutup yang mencerminkan filosofi ini.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, sekolah vokasi harus mampu membuktikan bahwa mereka bukan hanya pencetak lulusan, tetapi juga pengawal karier alumni. Reputasi yang baik di mata industri tidak hanya membantu lulusan mendapatkan pekerjaan, tetapi juga membuka pintu bagi kemitraan yang lebih luas. Keberhasilan SMK Muhammadiyah 2 Cepu dalam menjaga dan mengembangkan kepercayaan perusahaan menjadi contoh nyata bagaimana sinergi antara sekolah, alumni, dan industri bisa menghasilkan manfaat bersama yang berkelanjutan.
Penulis : Joko Mulyono, S.Pd, Guru SMK Muhammadiyah 2 Cepu