Di tengah arus modernisasi dan industrialisasi yang kian deras, masih ada ruang bagi sekolah untuk mengambil peran strategis dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Salah satu contohnya adalah SMK Negeri 3 Jepara, sebuah sekolah kejuruan yang tidak hanya fokus pada pengembangan kompetensi peserta didik, tetapi juga berkomitmen kuat dalam merawat bumi tempat kita berpijak. Sekolah ini menjadikan kepedulian terhadap lingkungan sebagai bagian dari jati dirinya, dan komitmen itu kini membuahkan hasil. Pada tahun 2024, SMK Negeri 3 Jepara berhasil meraih predikat Sekolah Adiwiyata tingkat Provinsi Jawa Tengah, sebuah pencapaian membanggakan yang sekaligus menjadi pijakan untuk melangkah ke level nasional.
Lebih dari sekadar prestasi, langkah-langkah nyata yang telah diambil SMK Negeri 3 Jepara dalam membangun ekosistem sekolah yang hijau dan berkelanjutan patut dijadikan inspirasi. Artikel ini mengulas bagaimana perjalanan mereka dimulai, tantangan yang dihadapi, strategi-strategi yang diterapkan, serta dampak positif yang kini mulai dirasakan oleh seluruh warga sekolah dan masyarakat sekitar. Harapannya, cerita ini mampu menyalakan semangat sekolah-sekolah lain untuk turut bergerak dalam gerakan pelestarian lingkungan melalui program Adiwiyata.
Perjalanan menuju predikat Adiwiyata tidaklah mudah. Pada tahap awal, SMK Negeri 3 Jepara dihadapkan pada tantangan besar: kesadaran lingkungan di kalangan siswa dan staf masih rendah, pengelolaan sampah belum sistematis, dan infrastruktur ramah lingkungan nyaris tidak tersedia. Sampah plastik banyak ditemukan di halaman, kegiatan hemat energi belum menjadi budaya, dan partisipasi warga sekolah dalam menjaga kebersihan masih sporadis. Namun dari titik inilah tekad untuk berubah tumbuh. Sekolah menyadari bahwa untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan, dibutuhkan perubahan budaya yang menyeluruh—budaya yang menghargai alam dan menanamkan tanggung jawab ekologis dalam setiap aktivitas pembelajaran.
Langkah awal yang diambil adalah membentuk Tim Adiwiyata, yang terdiri dari guru, siswa, staf tata usaha, hingga perwakilan komite sekolah. Tim ini tidak hanya menjadi penggerak, tetapi juga perancang kebijakan dan pengawas implementasi seluruh program lingkungan. Dengan semangat kolaboratif, mereka mengkaji kondisi sekolah, menyusun program kerja, dan memastikan bahwa setiap langkah yang diambil memiliki arah yang jelas dan terukur.
Selanjutnya, sekolah mengintegrasikan pendidikan lingkungan hidup ke dalam visi, misi, dan kurikulum. Visi sekolah kini mencerminkan semangat pelestarian alam, dan diterjemahkan ke dalam pembelajaran tematik di berbagai mata pelajaran. Dalam pelajaran Prakarya, misalnya, siswa diminta membuat produk dari bahan daur ulang. Di mata pelajaran IPAS, topik makhluk hidup dan lingkungannya dikaitkan dengan praktik pelestarian lingkungan di sekitar sekolah. Proyek-proyek pembelajaran ini bukan sekadar teori, tetapi menjadi pengalaman nyata yang menumbuhkan empati dan kesadaran ekologis di benak para siswa.
Tidak berhenti di ranah kebijakan dan kurikulum, SMK Negeri 3 Jepara juga menjalankan aksi nyata. Salah satu rutinitas yang kini menjadi budaya adalah Jumat Bersih, di mana seluruh warga sekolah terlibat dalam kegiatan kebersihan secara menyeluruh. Tidak hanya membersihkan kelas dan halaman, tetapi juga merawat tanaman, memeriksa saluran air, dan mendata kebutuhan perbaikan lingkungan sekolah. Dari kegiatan ini, muncullah inovasi bernama Bank Sampah Lembayung. Melalui bank sampah ini, siswa diajarkan cara memilah sampah organik dan anorganik, menyetorkan sampah yang dapat didaur ulang, lalu menukarnya menjadi tabungan. Program ini tidak hanya mengurangi jumlah sampah, tetapi juga memberi dampak ekonomi bagi siswa.
Infrastruktur ramah lingkungan juga mulai dikembangkan. Sekolah memasang lubang biopori untuk mengatasi genangan air, pembangunan greenhouse, pembuatan vertical garden, rumah kompos serta pelaksanaan kegiatan konservasi untuk menjaga kelestarian lingkungan. Inisiatif hemat energi dan air pun dijalankan, seperti penyiraman otomatis dan lampu LED hemat daya. Semua ini menjadi bukti nyata bahwa teknologi dapat bersinergi dengan semangat pelestarian lingkungan.
Tak kalah penting, SMK Negeri 3 Jepara aktif melibatkan masyarakat sekitar dalam program-program lingkungannya. Sekolah mengadakan sosialisasi tentang pemilahan sampah dan daur ulang untuk warga desa, serta menjalin kerja sama dengan perangkat desa dalam program penghijauan. Kolaborasi ini memperluas dampak positif program Adiwiyata dan memperkuat posisi sekolah sebagai pusat pembelajaran ekologi di tengah masyarakat.
Dari serangkaian langkah ini, hasil mulai tampak nyata. Kesadaran siswa terhadap isu lingkungan meningkat signifikan. Kini, membawa botol minum sendiri, membuang sampah pada tempatnya, dan berpartisipasi dalam kegiatan bersih-bersih sudah menjadi kebiasaan. Lingkungan sekolah pun berubah menjadi lebih asri, hijau, dan sehat. Taman-taman kecil tumbuh subur, udara di area sekolah terasa lebih segar, dan ruang-ruang belajar menjadi lebih nyaman.
Lebih dari sekadar perubahan fisik, terbentuk pula budaya sekolah yang positif. Semangat gotong royong menguat, kreativitas siswa dalam mendaur ulang barang bekas berkembang, dan muncul rasa bangga bersama terhadap pencapaian sekolah. Adiwiyata bukan hanya program, melainkan telah menjadi identitas dan kebanggaan warga SMK Negeri 3 Jepara.
Capaian ini menjadi bukti bahwa pendidikan lingkungan hidup bisa diwujudkan secara sistematis melalui kebijakan, pembelajaran, aksi nyata, dan keterlibatan komunitas. SMK Negeri 3 Jepara menunjukkan bahwa perubahan tidak harus dimulai dari sesuatu yang besar. Dengan niat kuat, strategi tepat, dan kolaborasi seluruh warga sekolah, langkah kecil bisa menghasilkan dampak besar bagi bumi.
Kepada sekolah-sekolah lain, kisah ini adalah ajakan untuk turut serta dalam gerakan Adiwiyata. Melalui integrasi pendidikan lingkungan, kita tidak hanya mencetak lulusan yang cerdas secara akademik, tetapi juga bijak dalam memperlakukan alam. Dengan optimisme dan dukungan dari semua pihak—guru, siswa, orang tua, hingga pemerintah daerah—SMK Negeri 3 Jepara bersiap melangkah menuju predikat Sekolah Adiwiyata Nasional.
Seperti yang disampaikan oleh Kepala SMK Negeri 3 Jepara, “Mulai dari diri sendiri, saat ini dan disini!Menjaga kebersihan menjaga kehidupan, SMK Negeri 3 Jepara sekolah adiwiyata selamatkan bumi.
Bagi siapa pun yang ingin belajar lebih jauh tentang praktik baik ini, SMK Negeri 3 Jepara membuka pintu selebar-lebarnya untuk berbagi pengalaman. Silakan menghubungi melalui email sekolah atau datang langsung ke Jepara—tempat di mana pendidikan dan kelestarian alam berpadu dalam harmoni.
Penulis : Santi Dewi, Guru SMK Negeri 3 Jepara