Semarang-Dalam rangka memberikan bekal kepada guru-guru untuk menghadapi tantangan pembelajaran abad 21, SMA Islam Hidayatullah Semarang akan menyelenggarakan In House Training (IHT) Pembelajaran Mendalam pada hari Sabtu, 16 Agustus 2025. Kegiatan ini akan dilaksanakan di lingkungan sekolah dan menghadirkan narasumber yang sudah berpengalaman di bidangnya, yaitu Ardan Sirodjuddin, M.Pd., Kepala SMK Negeri 10 Semarang sekaligus Fasilitator Pembelajaran Mendalam dari Balai Besar Guru Penggerak dan Tenaga Kependidikan (BBGTK) Provinsi Jawa Tengah.
IHT ini merupakan bagian dari upaya sekolah dalam meningkatkan kualitas proses belajar-mengajar yang tidak hanya menekankan pada penguasaan materi, tetapi juga pada pengembangan kompetensi berpikir kritis, kreatif, kolaboratif, dan komunikatif. Kepala SMA Islam Hidayatullah Semarang, Etik Ningsih, menyampaikan bahwa pelatihan ini dirancang untuk membekali para guru dengan pendekatan pembelajaran yang lebih bermakna, kontekstual, dan berpihak pada murid.
“Kami ingin agar guru-guru kami tidak hanya mengajar, tetapi juga mampu menginspirasi. Pembelajaran mendalam memberikan ruang bagi guru untuk merancang kegiatan belajar yang mendorong murid berpikir kritis, merefleksi, dan menemukan makna dari apa yang mereka pelajari. Oleh karena itu, kami mengundang narasumber yang sudah terbukti berhasil menerapkan pendekatan ini di sekolahnya,” ujar Etik.
Pemilihan Ardan Sirodjuddin sebagai narasumber bukan tanpa alasan. Selama memimpin SMK Negeri 10 Semarang, ia dikenal sebagai kepala sekolah yang inovatif dan transformatif. Di bawah kepemimpinannya, sekolah berhasil meraih berbagai penghargaan, termasuk sebagai Sekolah Literasi Terbaik dan Juara 2 Lomba Sekolah Berbudaya Sehat Tingkat Nasional. Sebagai fasilitator pembelajaran mendalam BBGTK, ia telah banyak mendampingi guru-guru dalam memahami dan menerapkan strategi pembelajaran yang mendalam dan berdampak.
Dalam wawancara singkat, Ardan menyampaikan bahwa pembelajaran mendalam bukan sekadar metode, melainkan cara berpikir dan bertindak sebagai pendidik. “Pembelajaran mendalam menempatkan murid sebagai subjek belajar, bukan objek. Guru berperan sebagai perancang pengalaman belajar yang menantang, relevan, dan membangkitkan rasa ingin tahu. Saya sangat mengapresiasi langkah SMA Islam Hidayatullah yang serius mempersiapkan gurunya menghadapi tantangan zaman,” jelas Ardan.
Ia juga menambahkan bahwa dalam IHT nanti, peserta akan diajak untuk mengalami langsung proses pembelajaran mendalam melalui simulasi, diskusi reflektif, dan perancangan pembelajaran berbasis konteks kehidupan nyata murid. Pendekatan ini diyakini dapat meningkatkan partisipasi aktif murid, memperkuat keterampilan esensial, dan memperkuat karakter.
Kegiatan IHT ini akan diikuti oleh seluruh guru SMA Islam Hidayatullah dari berbagai mata pelajaran. Mereka diharapkan tidak hanya menjadi peserta pasif, tetapi juga menjadi agen perubahan di ruang-ruang kelas mereka masing-masing. Selain materi inti tentang prinsip dan praktik pembelajaran mendalam, pelatihan ini juga akan dilengkapi dengan sesi berbagi praktik baik dan rencana tindak lanjut implementasi di semester mendatang.
SMA Islam Hidayatullah Semarang menargetkan bahwa setelah IHT ini, akan terbentuk komunitas belajar guru yang terus mengembangkan diri secara kolaboratif. “Kami ingin membangun budaya belajar tidak hanya untuk murid, tetapi juga untuk guru. IHT ini baru langkah awal. Setelah ini akan ada sesi pendampingan dan refleksi rutin,” tambah Etik.
Dengan pelaksanaan IHT Pembelajaran Mendalam ini, SMA Islam Hidayatullah berharap mampu melahirkan ekosistem pembelajaran yang lebih humanis, adaptif, dan relevan dengan kebutuhan zaman. Sebuah langkah kecil yang diyakini akan berdampak besar bagi kemajuan pendidikan di lingkungan sekolah dan sekitarnya.