Sabtu, 18-10-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Menemukan Irama yang Tepat untuk Implementasi Pembelajaran Mendalam di SMA dan SMK

Diterbitkan : Jumat, 8 Agustus 2025

Pembelajaran mendalam adalah istilah yang semakin sering kita dengar akhir-akhir ini, terutama setelah Kemendikdasmen mendorongnya sebagai pendekatan baru dalam proses belajar mengajar. Layaknya barang baru, ia menghadirkan rasa penasaran sekaligus antusiasme untuk dipelajari dan dieksplorasi. Guru, kepala sekolah, hingga orang tua mulai bertanya-tanya: seperti apa sebenarnya pembelajaran mendalam itu? Bagaimana cara menerapkannya? Dan yang tak kalah penting, apakah penerapannya akan sama di semua jenjang pendidikan?

Sejak diberlakukan, pembelajaran mendalam diharapkan menjadi benang merah yang menghubungkan proses belajar dari jenjang TK, SD, SMP, SMA, hingga SMK. Bagi TK, SD, dan SMP, prinsip dan kerangkanya lebih dekat dengan model yang digunakan di SMA, sehingga dalam pembahasan ini kita akan mengibaratkan ketiga jenjang itu berada di jalur yang sama dengan SMA. Dengan begitu, fokus pembeda utama akan kita arahkan pada SMA dan SMK—dua jalur pendidikan menengah yang tujuannya sama-sama mulia, tetapi rambu dan medannya berbeda.

Bayangkan dua jalur besar yang membentang di hadapan kita. Yang satu adalah jalan tol mulus yang memanjang lurus menuju gerbang perguruan tinggi. Jalur ini lebar, teratur, dan dirancang untuk perjalanan panjang, di mana setiap pengendara dibekali peta pengetahuan konseptual agar kelak mampu menjelajah lebih jauh. Jalur lainnya adalah jalan kerja cepat yang langsung mengarah ke kawasan industri. Jalur ini penuh dengan rambu keterampilan teknis, bengkel perhentian untuk latihan, dan pintu keluar langsung ke dunia kerja. Kedua jalur ini tidak benar-benar terpisah. Ada titik-titik persimpangan yang memungkinkan kendaraan berpindah jalur. Namun, rambu, kecepatan, dan persiapan yang dibutuhkan jelas berbeda. Perbedaan inilah yang membuat cara mengajarkan pembelajaran mendalam di SMA dan SMK tak bisa disamakan.

Pembelajaran mendalam bukan sekadar menghafal atau mengulang. Ia adalah proses menggali pemahaman, mengaitkan pengetahuan dengan kehidupan nyata, dan membangun kemampuan berpikir atau keterampilan hingga tuntas. Namun, karena tujuan akhir SMA dan SMK berbeda, strategi, lingkungan, dan kerangka yang digunakan untuk mencapainya pun tak sama. Artikel ini akan mengulas perbedaan implementasi pembelajaran mendalam di SMA dan SMK dari segi tujuan pendidikan, pendekatan pembelajaran, dan fokus kompetensi yang dikembangkan, sekaligus menelaah prinsip, pengalaman, dan kerangka yang menopangnya.

Tujuan akhir pendidikan adalah kompas yang menentukan arah semua aktivitas belajar. Di SMA, pembelajaran mendalam diarahkan untuk membentuk pemahaman konseptual dan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Siswa SMA didorong untuk memahami mengapa sesuatu terjadi, bagaimana konsep saling berkaitan, dan apa implikasinya dalam konteks yang lebih luas. Logika dan argumentasi menjadi inti dari proses belajar. Di sisi lain, SMK menempatkan penguasaan keterampilan praktis dan kesiapan kerja sebagai tujuan utama. Di sini, pembelajaran mendalam bukan hanya memahami teori, melainkan memastikan siswa mampu melakukan sesuatu dengan benar, efisien, dan sesuai standar kerja. Jika SMA adalah “mengapa dan bagaimana sesuatu terjadi”, maka SMK adalah “bagaimana melakukan dan mengapa prosedur itu penting”.

Perbedaan tujuan ini memengaruhi jalur yang ditempuh dalam pembelajaran. SMA cenderung menitikberatkan pada diskusi kritis, studi kasus, dan proyek akademik. Misalnya, dalam mata pelajaran Geografi, siswa bisa diminta meneliti pola perubahan iklim dan mempresentasikan analisis berbasis data ilmiah. Di SMK, pendekatan itu diganti dengan praktik langsung, simulasi kerja, dan teaching factory. Dalam jurusan Tata Boga misalnya, pembelajaran mendalam dilakukan dengan merancang menu, memasak, menyajikan, dan mengevaluasi hasil layaknya restoran profesional. Setiap tugas menjadi jembatan antara teori di kelas dan keterampilan yang digunakan di lapangan.

Lingkungan belajar pun berbeda. SMA sering mengandalkan perpustakaan yang lengkap, jurnal ilmiah, dan laboratorium sains sebagai pusat eksplorasi. Siswa diperkenalkan pada sumber-sumber literatur yang membantu memperluas wawasan mereka. Sebaliknya, SMK hidup di lingkungan bengkel, studio, kitchen, atau magang industri yang langsung mereplikasi dunia kerja nyata. Bagi siswa Teknik Kendaraan Ringan, suara mesin, bau oli, dan ketelitian dalam memegang kunci pas adalah bagian dari “buku teks” mereka.

Perbedaan ini terlihat pula dalam penilaian. Di SMA, guru menilai kedalaman berpikir, kualitas argumen, dan kemampuan analisis. Nilai baik diperoleh jika siswa mampu menjelaskan konsep secara logis, memecahkan masalah kompleks, dan menyajikan data dengan tepat. Di SMK, penilaian lebih berfokus pada ketepatan keterampilan, kualitas produk yang dihasilkan, serta kepatuhan terhadap prosedur dan keselamatan kerja. Sebuah tugas di jurusan Desain Grafis, misalnya, bukan hanya dinilai dari kreativitas ide, tetapi juga dari kecepatan penyelesaian, ketepatan spesifikasi, dan kesiapan file untuk dicetak sesuai standar industri.

Keterhubungan dengan dunia nyata juga membedakan keduanya. SMA mengaitkan pembelajaran dengan isu global, fenomena alam, atau problem sosial yang membutuhkan analisis konsep. SMK mengaitkannya dengan tugas kerja yang memang dihadapi sehari-hari di dunia industri. Bagi siswa SMK, setiap proyek yang dikerjakan bisa langsung menjadi portofolio kerja.

Untuk memperjelas perbedaan di berbagai aspek, berikut tabel ringkas:

Aspek

SMA

SMK

Tujuan Utama Pemahaman konsep, berpikir kritis, persiapan ke perguruan tinggi Penguasaan keterampilan, kesiapan kerja, wirausaha
Fokus Kompetensi Penalaran, analisis konsep, riset ilmiah Penerapan konsep, keterampilan teknis, prosedur kerja
Pendekatan Diskusi kritis, studi kasus, proyek akademik Praktik langsung, simulasi kerja, teaching factory
Lingkungan Belajar Perpustakaan, jurnal ilmiah, lab sains Bengkel, studio, magang, peralatan industri
Penilaian Analisis, argumen, pemecahan masalah Kualitas produk, ketepatan, keselamatan kerja
Keterhubungan Dunia Nyata Isu global, fenomena ilmiah Tugas kerja harian di industri
Contoh Meneliti hukum Newton dan analisis data Mendiagnosis kerusakan mesin dan memperbaiki

Namun, membedakan SMA dan SMK dalam pembelajaran mendalam tidak cukup hanya melihat apa yang diajarkan, tetapi juga bagaimana prinsip, pengalaman, dan kerangka pembelajaran dijalankan. SMA berangkat dari peta akademik yang menuntun siswa menjelajah konsep, lalu memberi mereka pengalaman berupa simulasi intelektual seperti riset atau eksperimen. Kerangka pembelajarannya berbasis riset, dengan tolok ukur keberhasilan pada kualitas analisis dan argumentasi. SMK, sebaliknya, memulai dengan peta keterampilan yang jelas, memberi pengalaman kerja nyata di lapangan, dan menggunakan kerangka pembelajaran berbasis standar kerja industri. Keberhasilan diukur dari kemampuan siswa memenuhi standar kinerja dan menghasilkan produk atau layanan yang siap digunakan.

Untuk memperjelas, berikut tabel perbedaan implementasi prinsip, pengalaman, dan kerangka pembelajaran mendalam antara SMA dan SMK yang mencakup poin-poin :

Aspek

SMA

SMK

Prinsip Pembelajaran Mendalam
Berkesadaran Menumbuhkan kesadaran siswa akan hubungan konsep dengan isu global dan masa depan akademisnya. Menumbuhkan kesadaran siswa akan relevansi keterampilan dengan dunia kerja dan karier yang dipilih.
Bermakna Makna diperoleh dari keterkaitan materi dengan fenomena ilmiah, sosial, atau budaya. Makna diperoleh dari keterkaitan materi dengan prosedur kerja nyata, standar industri, dan kebutuhan klien/pelanggan.
Menggembirakan Kegembiraan muncul dari penemuan konsep baru, diskusi kritis, dan keberhasilan menyelesaikan proyek akademis. Kegembiraan muncul dari keberhasilan menghasilkan produk nyata, memecahkan masalah teknis, atau melihat hasil kerja diapresiasi oleh pengguna.
Pengalaman Pembelajaran Mendalam
Memahami Fokus memahami konsep teoretis, hubungan antar-variabel, dan pola berpikir ilmiah. Fokus memahami prosedur kerja, fungsi peralatan, dan prinsip teknis yang mendasari pekerjaan.
Mengaplikasi Mengaplikasikan teori pada simulasi atau studi kasus akademis. Mengaplikasikan teori langsung pada praktik di bengkel, studio, atau lokasi magang.
Merefleksi Refleksi diarahkan pada pemahaman konsep, strategi belajar, dan relevansi akademisnya. Refleksi diarahkan pada evaluasi hasil kerja, efektivitas prosedur, dan peluang perbaikan di lapangan kerja.
Kerangka Pembelajaran Mendalam
Praktek Pedagogis Menggunakan inquiry-based learning, diskusi kritis, dan proyek berbasis riset. Menggunakan work-based learning, production-based training, dan project-based learning berbasis produk nyata.
Lingkungan Belajar Kelas, laboratorium sains, perpustakaan, dan platform digital akademis. Bengkel, teaching factory, tempat magang, dan simulasi industri.
Kemitraan Kemitraan dengan perguruan tinggi, lembaga riset, atau komunitas ilmiah. Kemitraan dengan dunia industri, asosiasi profesi, dan pelaku usaha.
Penggunaan Digital Memanfaatkan platform e-learning, simulasi ilmiah, dan basis data penelitian. Memanfaatkan software industri, aplikasi manajemen produksi, dan perangkat digital untuk kontrol atau desain teknis.

Perbedaan ini menegaskan bahwa pembelajaran mendalam bukanlah satu metode seragam yang bisa ditempel di semua jenjang. Ia adalah filosofi yang harus diterjemahkan sesuai tujuan akhir, karakter peserta didik, dan konteks dunia yang mereka masuki. SMA dan SMK mungkin menempuh jalur berbeda, tetapi keduanya mengarah ke satu tujuan besar: membentuk generasi pembelajar yang tangguh, adaptif, dan relevan dengan tantangan masa depan.

Di era perubahan cepat ini, baik guru SMA maupun SMK perlu merancang pembelajaran mendalam yang tepat sasaran. Bagi guru SMA, tantangannya adalah menciptakan pengalaman belajar yang memantik rasa ingin tahu dan memperkuat kemampuan berpikir kritis. Bagi guru SMK, tantangannya adalah memastikan setiap keterampilan yang diajarkan relevan dengan kebutuhan industri terkini, tanpa mengabaikan pemahaman konsep yang menopangnya.

Pada akhirnya, jalan tol pendidikan dan jalur kerja cepat itu akan sama-sama mengantarkan siswa pada tujuan yang mereka pilih. Yang membedakan hanyalah kendaraan yang digunakan, bekal yang dibawa, dan pengalaman yang diraih sepanjang perjalanan. Tugas pendidik adalah memastikan bahwa apa pun jalur yang dipilih, siswa mampu melaju dengan percaya diri, memahami arah yang dituju, dan siap menghadapi medan apa pun yang terbentang di depannya.

Penulis : Ardan Sirodjuddin, M.Pd, Kepala SMK Negeri 10 Semarang dan Fasilitator Pembelajaran Mendalam BBGTK Jawa Tengah

3 Komentar

Kang Basri
Jumat, 8 Agu 2025

mantab mas, mencerahkan semoga implementasi dilapangan semangkin membaik seiring dengan refleski yang memberdayakan dan menguatkan..
tks

Balas
Titi Endri Astuti
Minggu, 24 Agu 2025

Terimakasih Pak Ardan…sangat inspiratif dan mencerahkan

Balas
Sri indrawati
Kamis, 9 Okt 2025

detail penjelasannya jadi mudah untuk dicerna

Balas

Beri Komentar

Balasan