Sabtu, 11-10-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Perjalanan Membangun Kapabilitas Diri dan Sekolah

Diterbitkan : Minggu, 2 Februari 2025

Sejak lulus dari Pendidikan Kimia IKIP Semarang pada 22 Juli 1997, saya memantapkan diri untuk mengabdikan hidup sebagai seorang guru. Pilihan ini bukan sekadar profesi, melainkan panggilan hati untuk berkontribusi dalam dunia pendidikan. Mengawali karier sebagai guru tidak tetap pasca-lulus S1, saya memutuskan untuk bertahan di Kota Semarang. Beberapa sekolah menjadi tempat saya mengajar sambil terus belajar. “Mengajar adalah proses belajar tanpa henti. Setiap hari, saya menemukan hal baru yang memperkaya pengalaman dan wawasan,” ungkap saya, mengenang masa-masa awal karier.

Tahun 1999 menjadi titik balik ketika saya diterima sebagai Guru Kontrak untuk mata pelajaran IPA di SMP. Pengalaman ini membuka jalan bagi saya untuk melanjutkan perjalanan sebagai Guru Bantu di SMAN 11 Semarang. Meski latar belakang pendidikan saya adalah Kimia, saya selalu terbuka untuk mengajar berbagai mata pelajaran. “Saya percaya bahwa ilmu pengetahuan saling terkait. Yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mentransfer pengetahuan itu kepada siswa dengan cara yang mudah dipahami,” tambah saya.

Tahun 2005 menjadi tahun yang penuh makna ketika saya lolos sebagai guru PNS di SMKN 08 Semarang. Meski ditempatkan sebagai guru Rekayasa Perangkat Lunak (RPL), padahal latar belakang saya adalah Kimia, saya melihat ini sebagai tantangan sekaligus peluang. “Saya belajar banyak hal baru, terutama tentang teknologi informasi. Ini membuktikan bahwa seorang guru harus selalu siap beradaptasi,” kenang saya.

Pada tahun 2010, saya membangun komunitas pendidikan bernama Pusat Pelatihan Guru. Lewat komunitas ini, saya mulai berbagi pengetahuan dan pengalaman dengan guru-guru di seluruh Indonesia. “Saya ingin menciptakan ruang bagi para guru untuk saling belajar dan menginspirasi. Guru yang terus berkembang akan membawa dampak positif bagi siswa dan sekolah,” ujar saya.

Tahun 2018 menjadi babak baru ketika saya diangkat sebagai kepala sekolah di SMK Satu Atap Tuntang, Kabupaten Semarang. Sekolah ini adalah sebuah sekolah rintisan dengan banyak kekurangan. “Saat pertama kali datang, saya melihat sekolah ini tidak memiliki lahan, kelas terbatas, tidak ada ruang praktik, perpustakaan, bahkan ruang guru. Tapi saya yakin, setiap masalah adalah peluang untuk berbuat lebih baik,” cerita saya.

Perlahan tapi pasti, saya mengubah sekolah ini dari sekolah rintisan menjadi sekolah rujukan. Dalam empat tahun, SMK Satu Atap Tuntang berubah drastis. Sekolah yang awalnya kekurangan fasilitas kini memiliki ruang kelas, ruang praktik, alat praktik, perpustakaan, jamban, dan fasilitas lain yang memadai. “Ini adalah bukti bahwa dengan kerja keras dan kolaborasi, kita bisa menciptakan perubahan yang signifikan,” kata saya.

Setelah menyelesaikan tugas di SMK Satu Atap Tuntang, saya kembali ke Kota Semarang, tepatnya di SMKN 10 Semarang. Sekolah ini memiliki tantangan yang berbeda, mulai dari masalah tawuran, banjir, image negatif dari masyarakat, hingga keterbatasan guru dan kompetensi yang belum memadai. “Saya sadar, pengalaman saya di SMK Satu Atap Tuntang tidak bisa sepenuhnya diterapkan di sini. Setiap sekolah memiliki karakteristik dan masalah yang unik,” ujar saya.

Saya memulai program perbaikan input siswa, penguatan proses pembelajaran dengan dukungan literasi dan digitalisasi. “Literasi dan digitalisasi adalah kunci untuk mempersiapkan siswa menghadapi era modern. Kami ingin menciptakan lingkungan belajar yang inovatif dan inspiratif,” jelas saya.

Alhamdulillah, perubahan signifikan pun terjadi. SMKN 10 Semarang yang dahulu dipandang sebelah mata, kini menjadi juara pertama sekolah dengan prestasi guru dan karyawan terbanyak di Kota dan Kabupaten Semarang. “Ini adalah bukti bahwa kerja tim dan komitmen bisa mengubah segalanya. Kami berhasil mengalahkan SMA dan SMK favorit yang selama ini mendominasi,” ungkap saya.

Pengalaman mengelola sekolah ini saya tuangkan dalam bentuk buku. Hingga saat ini, sudah lima buku yang saya tulis, antara lain Mengubah Sekolah Rintisan Menjadi Sekolah RujukanMengubah Sekolah Biasa Menjadi Luar BiasaRahasia Membangun Sekolah JuaraKepala Sekolah yang Dirindukan, dan Kiat Sukses Membangun Sekolah Unggul. “Saya ingin berbagi pengalaman dan strategi kepada sesama pendidik. Semoga buku-buku ini bisa menjadi inspirasi bagi mereka yang ingin menciptakan perubahan di dunia pendidikan,” harap saya.

Perjalanan saya dari seorang guru kimia hingga menjadi kepala sekolah transformasional adalah bukti bahwa pendidikan adalah bidang yang penuh dengan peluang untuk berkontribusi. “Saya percaya, setiap langkah kecil yang kita ambil untuk memajukan pendidikan akan membawa dampak besar bagi generasi mendatang,” tutup saya dengan penuh keyakinan.

Melalui dedikasi dan kerja keras, saya berharap bisa terus menginspirasi para pendidik dan menciptakan sekolah-sekolah yang tidak hanya menghasilkan siswa cerdas, tetapi juga berkarakter dan siap menghadapi tantangan masa depan.

Penulis : adminku

Tulisan Lainnya

Sambutan

Dibaca : 480 kali