Senin, 20-10-2025
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat
  • Website Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan SahabatWebsite Ardan Sirodjuddin menerima tulisan artikel Guru, Kepala Sekolah dan Praktisi Pendidikan dalam Kolom Tulisan Sahabat

Kemendikdasmen Luncurkan Rapor Pendidikan 2025

Diterbitkan : - Kategori : Berita

JAKARTA-Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah resmi meluncurkan Rapor Pendidikan 2025 dalam sebuah taklimat media yang digelar di Plaza Insan Berprestasi, Selasa 18 Maret 2025 mulai pukul 14.00 WIB. Acara tersebut dihadiri oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Prof. Abdul Muti, Wakil Ketua Komisi 10 DPR RI Himatul Aliah, serta sejumlah pejabat kementerian, anggota DPR, dan perwakilan dari berbagai daerah.

Dalam sambutannya, Prof. Abdul Muti menekankan bahwa Rapor Pendidikan adalah alat refleksi mutu layanan pendidikan yang dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah dan satuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. “Rapor ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk memastikan bahwa layanan pendidikan di berbagai daerah dapat lebih terukur dan terarah dalam perbaikannya,” ujarnya.

Sementara itu, Himatul Aliah menyoroti pentingnya optimalisasi pemanfaatan Rapor Pendidikan. “Saat ini baru 51,45% pemerintah daerah yang memanfaatkannya secara maksimal. Ini menjadi PR bagi kita semua agar angka ini meningkat, sehingga kebijakan pendidikan bisa lebih berbasis data,” kata Himatul.

Acara tersebut juga diisi dengan paparan dari PLT Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan, Prof. Toni Toharudin, yang menjelaskan bahwa Rapor Pendidikan menyajikan berbagai indikator mutu layanan pendidikan, termasuk literasi, numerasi, kualitas pembelajaran, serta kondisi sarana dan prasarana. “Data yang kami sajikan dalam Rapor Pendidikan ini berasal dari berbagai sumber, termasuk Asesmen Nasional, Dapodik, dan survei karakter. Semua ini bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih menyeluruh tentang kondisi pendidikan di Indonesia,” jelasnya.

Dalam sesi diskusi, perwakilan dari berbagai daerah turut menyampaikan tantangan yang mereka hadapi dalam meningkatkan mutu pendidikan. Bupati Nias Utara, misalnya, menyoroti keterbatasan infrastruktur di daerahnya. “Di Nias Utara masih ada 169 lokasi tanpa jaringan listrik dan 27 titik tanpa telekomunikasi. Bahkan, beberapa siswa harus menempuh perjalanan sejauh 57 kilometer untuk sampai ke sekolah,” ungkapnya.

Menanggapi hal tersebut, Prof. Abdul Muti menyatakan bahwa pemerintah sedang mengembangkan berbagai strategi untuk meningkatkan akses pendidikan di daerah tertinggal. “Kami sedang mengkaji konsep rumah pendidikan yang bisa diselenggarakan di balai desa atau rumah ibadah. Selain itu, sekolah satu atap juga akan kami kembangkan kembali agar anak-anak tidak harus pergi jauh untuk mendapatkan pendidikan yang layak,” paparnya.

Selain tantangan infrastruktur, isu pemerataan dan kualitas guru juga menjadi perhatian. Sejumlah peserta diskusi menanyakan apakah Rapor Pendidikan juga mencakup pemetaan sebaran guru dan kompetensinya. Menjawab pertanyaan ini, Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan, Prof. Nunuk Suryani, menjelaskan bahwa data kompetensi guru terakhir dikumpulkan melalui Uji Kompetensi Guru (UKG) tahun 2021. “Rata-rata skor kompetensi guru saat itu adalah 50,49 dari skala 100. Ini menunjukkan bahwa masih banyak ruang untuk peningkatan kualitas pendidik,” katanya.

Dalam rangka meningkatkan kualitas tenaga pendidik, Kementerian juga tengah mengupayakan peningkatan jumlah guru tersertifikasi. “Saat ini sudah ada 1,93 juta guru bersertifikasi, meningkat dari sebelumnya. Kami juga terus mendorong program Pendidikan Profesi Guru (PPG) agar lebih banyak guru yang bisa meningkatkan kompetensinya,” tambah Prof. Nunuk.

Di akhir acara, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama memanfaatkan Rapor Pendidikan sebagai alat refleksi dan perbaikan. “Dengan data yang lebih akurat dan kebijakan yang lebih berbasis fakta, kita dapat memastikan pendidikan yang lebih bermutu dan merata untuk semua,” pungkasnya.

Waka SDM SMKN 10 Semarang, Hikma Nurul Izza, yang memberikan pandangan positif terkait pembaruan data rapor pendidikan. Hikma Nurul Izza mengungkapkan apresiasinya atas pembaruan data hasil Asesmen Nasional (Sulingjar PAUD) tahun 2024 dan data pendidikan lainnya. “Pembaruan ini sangat penting bagi kami sebagai satuan pendidikan. Dengan adanya data terbaru, kita dapat melakukan evaluasi yang lebih akurat terhadap kinerja sekolah dan merumuskan strategi perbaikan yang tepat sasaran,” ujarnya.

Lebih lanjut, Hikma menjelaskan bahwa penambahan indikator level 2 untuk Rapor Pendidikan Satuan PAUD juga menjadi langkah maju dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan. “Indikator level 2 ini memungkinkan kita untuk melihat lebih detail tentang aspek-aspek yang perlu diperbaiki. Misalnya, jika ada kelemahan dalam literasi atau numerasi, kita bisa langsung mengetahuinya dan segera mengambil tindakan,” tambahnya.

Selain itu, penambahan indikator akar masalah prioritas untuk Rapor Pendidikan Daerah juga mendapat sorotan dari Hikma. “Ini akan sangat membantu pemerintah daerah dalam menyusun program-program yang efektif untuk meningkatkan mutu pendidikan di wilayahnya. Dengan mengetahui akar masalah secara jelas, maka solusi yang ditawarkan pun akan lebih tepat sasaran,” katanya.

Menurut Hikma, pembaruan data rapor pendidikan ini merupakan bagian dari komitmen Kemendikbudristek untuk mewujudkan pendidikan bermutu bagi semua. “Kami sangat mengapresiasi upaya ini dan siap untuk terus berkontribusi dalam proses perbaikan mutu pendidikan. Kami percaya bahwa dengan data yang akurat dan terkini, serta kerjasama yang solid, tujuan tersebut pasti dapat tercapai,” tutupnya dengan penuh semangat.

Kepala SMKN 10 Semarang, Ardan Sirodjuddin, juga menyampaikan pandangannya terkait peluncuran Rapor Pendidikan oleh Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen). Dalam pernyataannya, ia mengungkapkan apresiasi mendalam atas inisiatif ini. “Saya sangat mengapresiasi langkah Kemendikdasmen meluncurkan Rapor Pendidikan. Program ini menjadi alat evaluasi yang sangat bermanfaat bagi sekolah dalam memetakan kondisi pendidikan secara komprehensif,” ujarnya.

Ardan menambahkan bahwa SMKN 10 Semarang berhasil mencatatkan peningkatan signifikan dalam hasil Rapor Pendidikan tahun ini. “Alhamdulillah, hasil Rapor Pendidikan SMKN 10 Semarang mengalami kenaikan yang cukup signifikan, terutama pada indikator keterserapan lulusan di dunia kerja serta link and match dengan kebutuhan industri,” katanya dengan nada penuh semangat. Ia menjelaskan bahwa dua indikator tersebut menjadi salah satu fokus utama pengembangan sekolahnya selama ini.

Namun, meskipun ada kemajuan, Ardan juga menyoroti tantangan yang masih harus dihadapi. “Tantangan utama kami saat ini adalah pada indikator kualitas pembelajaran. Meskipun ada peningkatan, namun capaian kami pada aspek ini belum maksimal,” ungkapnya. Menurutnya, data dari Rapor Pendidikan memberikan gambaran jelas tentang area-area yang memerlukan pembenahan lebih lanjut. “Dari hasil rapor ini, sekolah akan melakukan evaluasi menyeluruh guna meningkatkan kualitas pembelajaran. Kami berkomitmen untuk terus berbenah demi menciptakan lingkungan belajar yang lebih baik bagi siswa,” tambahnya.

Lebih lanjut, Ardan menjelaskan bahwa pihaknya akan melibatkan seluruh elemen sekolah, termasuk guru, tenaga kependidikan, dan komite sekolah, dalam merancang program-program perbaikan. “Kami akan mengoptimalkan pemanfaatan data dari Rapor Pendidikan ini sebagai dasar perencanaan strategis. Misalnya, kami akan meningkatkan pelatihan guru untuk meningkatkan kompetensi pedagogik dan profesionalisme mereka. Selain itu, kami juga akan memperbaiki sarana prasarana pendukung pembelajaran agar lebih sesuai dengan kebutuhan dunia industri,” jelasnya.

Menurut Ardan, keberhasilan SMKN 10 Semarang dalam meningkatkan keterserapan lulusan tidak lepas dari kolaborasi erat dengan industri. “Kami terus menjalin kerjasama dengan berbagai mitra industri untuk memastikan kurikulum dan metode pembelajaran kami relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Ini juga sejalan dengan rekomendasi yang diberikan melalui Rapor Pendidikan,” imbuhnya.

Di akhir pernyataannya, Ardan menyampaikan harapan besar terhadap keberlanjutan program Rapor Pendidikan ke depan. “Semoga program ini terus dikembangkan dan menjadi referensi bagi semua pihak, baik pemerintah pusat maupun daerah, untuk bersama-sama memajukan pendidikan di Indonesia. Bagi kami di SMKN 10 Semarang, Rapor Pendidikan bukan hanya alat evaluasi, tetapi juga sumber inspirasi untuk terus berinovasi demi masa depan anak bangsa,” tutupnya dengan penuh keyakinan.

Pernyataan Ardan Sirodjuddin ini mencerminkan bagaimana Rapor Pendidikan dapat menjadi alat yang efektif untuk mendorong perbaikan mutu pendidikan secara berkelanjutan. Melalui data yang disediakan, sekolah dapat merancang strategi tepat guna mengatasi tantangan yang ada dan mencapai target peningkatan kinerja pendidikan secara keseluruhan.

0 Komentar

Beri Komentar

Balasan